
Murianews, Kudus – Putus cinta merupakan hal yang lazim dialami oleh pasangan kekasih. Banyak faktor yang menyebabkan jalinan kasih ini harus putus di tengah jalan.
Saat putus cinta, kondisi yang dialami tiap orang bisa berbeda-beda. Ada yang bisa menerima kenyataan itu, meski tetap muncul kesedihan atau kekecewaan.
Namun, ada juga yang justru larut dalam kesedihan. Bagi yang mengalami kondisi seperti ini ternyata juga bisa berefek negatif pada kondisi kesehatan baik fisik maupun kejiwaan.
Lantas, masalah kesehatan apa saja yang bisa muncul setelah putus cinta? Berikut ini ada berbagai efek putus cinta terhadap kesehatan Anda, seperti dilansir dari Hellosehat:
1. Stres
Berpisah dengan orang yang disayangi sangat mungkin membuat stres. Jika dibiarkan, stres akan berdampak buruk terhadap kesehatan fisik.
Stres dapat menaikkan kadar hormon kortisol di dalam tubuh. Dalam beberapa kasus, hormon kortisol yang meningkat ini akan memengaruhi hampir semua organ tubuh, termasuk tekanan darah dan jantung.
Ketika seseorang merasa stres, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya dan tekanan darah pun akan meningkat. Membiarkan kondisi ini terlalu lama tentu memberi beban yang jauh lebih berat pada jantung. Selain itu, stres akibat putus cinta juga bisa membuat lebih mudah panik dan ketakutan ketika menghadapi sesuatu.
2. Nyeri dada
Penelitian dari National Academy of Sciences of The United States of America menemukan fakta menarik seputar aktivitas otak orang yang baru putus cinta. Ternyata, otak orang yang baru putus cinta punya aktivitas yang sama dengan orang yang sedang merasakan sakit secara fisik. Khususnya, saat orang tersebut melihat foto pasangan yang meninggalkannya.
Kondisi ini kemungkinan bisa muncul saat sistem saraf simpatis dan parasimpatis aktif secara bersamaan. Saraf parasimpatis merupakan sistem saraf yang berfungsi untuk mengatur sistem pencernaan dan produksi air liur.
Jika saraf ini menyala, detak jantung dan sistem pernapasan akan melambat. Di sisi lain, aktifnya sistem saraf simpatis akan mengencangkan otot dan membuat detak jantung semakin kencang. Jika kedua sistem saraf tersebut bekerja, hal ini tentu dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, salah satunya nyeri dada.
3. Kualitas tidur terganggu
Selain mengalami kenaikan berat badan, akibat dari putus cinta lainnya adalah terganggunya kualitas tidur seseorang. Misalnya, sebelum tidur terbiasa untuk menceritakan apa yang terjadi hari itu kepada mantan pasangan. Akan tetapi, hal ini tak lagi mungkin dilakukan saat hubungan sudah berakhir.
Akibatnya, merasa ada yang hilang dari rutinitas tidur harian. Hal ini bisa membuat kembali teringat mantan yang bisa berujung pada nostalgia dan meningkatkan hormon kortisol.
Peningkatan hormon kortisol ini bisa membuat tidur menjadi tidak nyenyak. Akibatnya, kualitas tidur pun terganggu. Bisa jadi baru bisa tidur lewat tengah malam atau mungkin terbangun di tengah malam tanpa sebab yang jelas.
Bersedih setelah putus cinta memang boleh-boleh saja. Namun, jangan biarkan kesedihan ini berlarut-larut terlalu lama.
Ceritakan keluh kesah pada keluarga atau sahabat terdekat. Hal ini bertujuan agar perasaan jauh lebih lega sehingga masalah kesehatan akibat putus cinta tidak sampai muncul.
4. Kenaikan berat badan
Bagi sebagian orang, putus cinta bisa membuat angka timbangan meningkat. Menurut sebuah studi dari Yale University, stres kronis yang dilepaskan oleh hormon kortisol ternyata memang bisa menimbun lemak di perut.
Namun, penelitian menyebutkan bahwa kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita ketimbang pria. Selain itu, stres juga kerap memicu seseorang untuk makan lebih banyak dari biasanya tanpa terkendali.
Akibatnya, asupan makanan dengan lemak yang tinggi, gula, dan garam pun menjadi tidak terkontrol. Alih-alih mengisi kekosongan, makanan tersebut justru semakin membuat stres dan ingin menambah porsi.
Walaupun demikian, kondisi ini mungkin berlaku pada sebagian orang saja. Sebagian lainnya justru merasa tidak nafsu makan sehingga berat badan mereka semakin merosot.