Angka Kematian Ibu dan Bayi di Kudus Menurun
Vega Ma'arijil Ula
Jumat, 19 Juli 2024 15:35:00
Murianews, Kudus – Angka kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Kudus Jawa Tengah per Juni 2024 mengalami penurunan, yakni mencapai 36 kasus. Sementara angka kematian ibu (AKI) dalam periode yang sama, hanya dua kasus.
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (DKK) Kudus, angka tersebut lebih kecil dibandingkan AKI dan AKB pada Tahun 2023 lalu. Tercatat, pada tahun tersebut AKB mencapai 124 kasus, sementara AKI mencapai 11 kasus.
”Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Untuk AKI penyebabnya karena pendarahan, gangguan pernapasan serta adanya penyakit kronis,” katanya, Jumat (19/7/2024).
Sementara AKB penyebabnya dikarenakan berat bayi baru lahir (BBL) rendah, yakni kurang dari 2500 gram atau kurang dari 2,5 kilogram.
”Standarnya 2,5 kilogram. Tetapi biasanya ada yang berat badannya satu kilogram hingga dua kilogram,” sambungnya.
Penyebab lainnya yakni belum cukup umur atau prematur juga menjadi salah satu faktor penyebabnya. Selain itu dikarenakan adanya penyakit bawaan dan sesak napas.
Ia mengupayakan beberapa cara untuk mencegah kasus AKI di Kabupaten Kudus. Yakni dengan melaksanakan skrining terhadap calon pengantin.
”Kami laksanakan skrining HB, sifilis, hepatitis, HIV, dan lainnya. Kemudian kami sarankan agar selalu memeriksakan kehamilan selama enam kali selama masa kehamilan lewat pemeriksaan USG,” terangnya.
Lebih lanjut, ketika nantinya membutuhkan penanganan lebih lanjut, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan rumah sakit. Termasuk setelah masa persalinan akan dilakukan monitoring dan evaluasi.
”Monev akan kami lakukan sampai H+40 setelah melahirkan,” ujarnya.
Selanjutnya untuk pencegahan AKB, pihaknya akan melakukan pendampingan khusus. Pendampingan tersebut dalam bentuk perawatan agar berat badan bisa normal, menghangatkan suhu badan bayi, dan memberikan asupan gizi seimbang.
”Kalau kurang umur itu masa kelahirannya kurang dari 37 minggu atau prematur. Sehingga bayinya terlihat kecil,” imbuhnya.
Editor: Cholis Anwar
Murianews, Kudus – Angka kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Kudus Jawa Tengah per Juni 2024 mengalami penurunan, yakni mencapai 36 kasus. Sementara angka kematian ibu (AKI) dalam periode yang sama, hanya dua kasus.
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (DKK) Kudus, angka tersebut lebih kecil dibandingkan AKI dan AKB pada Tahun 2023 lalu. Tercatat, pada tahun tersebut AKB mencapai 124 kasus, sementara AKI mencapai 11 kasus.
”Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Untuk AKI penyebabnya karena pendarahan, gangguan pernapasan serta adanya penyakit kronis,” katanya, Jumat (19/7/2024).
Sementara AKB penyebabnya dikarenakan berat bayi baru lahir (BBL) rendah, yakni kurang dari 2500 gram atau kurang dari 2,5 kilogram.
”Standarnya 2,5 kilogram. Tetapi biasanya ada yang berat badannya satu kilogram hingga dua kilogram,” sambungnya.
Penyebab lainnya yakni belum cukup umur atau prematur juga menjadi salah satu faktor penyebabnya. Selain itu dikarenakan adanya penyakit bawaan dan sesak napas.
Ia mengupayakan beberapa cara untuk mencegah kasus AKI di Kabupaten Kudus. Yakni dengan melaksanakan skrining terhadap calon pengantin.
”Kami laksanakan skrining HB, sifilis, hepatitis, HIV, dan lainnya. Kemudian kami sarankan agar selalu memeriksakan kehamilan selama enam kali selama masa kehamilan lewat pemeriksaan USG,” terangnya.
Lebih lanjut, ketika nantinya membutuhkan penanganan lebih lanjut, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan rumah sakit. Termasuk setelah masa persalinan akan dilakukan monitoring dan evaluasi.
”Monev akan kami lakukan sampai H+40 setelah melahirkan,” ujarnya.
Selanjutnya untuk pencegahan AKB, pihaknya akan melakukan pendampingan khusus. Pendampingan tersebut dalam bentuk perawatan agar berat badan bisa normal, menghangatkan suhu badan bayi, dan memberikan asupan gizi seimbang.
”Kalau kurang umur itu masa kelahirannya kurang dari 37 minggu atau prematur. Sehingga bayinya terlihat kecil,” imbuhnya.
Editor: Cholis Anwar