Murianews, Kudus – Gula menjadi salah satu bahan dapur yang banyak ditemui, baik pada produk makanan maupun minuman. Rasa manis pada gula pastinya memberi stimulan pada tubuh.

Memang, gula merupakan salah satu sumber energi bagi tubuh. Gula yang masuk ke dalam tubuh, akan diserap dan diubah menjadi energi.

Namun, mengkonsumsi gula harus dikurangi dari sekarang. Sebab, mengonsumsi gula yang berlebih akan meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes, dan jantung.

Asupan gula setiap hari yang direkomendasikan Kemenkes adalah tidak lebih dari 50 gram atau 4 sendok makan per hari. Artinya, gula masih bisa dikonsumsi kurang dari itu. Ini termasuk penggunaan gula pada masakan.

Pakar kesehatan muslim dr Zaidul Akbar bahkan menyebut gula sebagai racun bagi tubuh. Terutama pada produk gula putih.

”Kalau boleh saya katakan gula itu racun sebenarnya, gula pasir ya yang putih itu loh,” katanya dikutip dari Instagramnya, Jumat (8/9/2023).

Mengonsumsi gula memang tak bisa dihindarkan. Karena sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat. Bagaimanapun itu, dr Zaidul Akbar menyarankan masyarakat untuk meninggalkan gula.

”Jadi boleh gak kita makan itu? Kalau saya sarankan distop lah dan ini berulang kali saya sampaikan emang secara sains menjelaskan itu gitu loh,” paparnya.

Untuk menghindari gula, lebih baik masyarakat beralih pada sumber gula yang terdapat pada buah-buahan segar. Kurangi juga minuman yang memiliki gula tambahan, terutama pada minuman kemasan.

Cek dulu informasi gizi pada setiap produk makanan atau minuman yang dijual di pasaran. Dengan begitu, kamu bisa menakarnya sesuai dengan anjuran Kemenkes.

Selain itu, perbanyak mengonsumsi sayuran dan susu rendah lemak. Aktivitas fisik ringan seperti jalan, jogging, atau bersepeda juga bisa mengurangi kadar gula di dalam tubuh.

Mulai hidup sehat, di sini kamu bisa melakukan dasar dari gaya hidup sehat seperti beraktivitas fisik secara rutin, mengontrol porsi makan, beristirahat yang cukup, mengelola stres.