Hati-Hati Disentri Intai Korban Banjir, Apa Itu?
Zulkifli Fahmi
Rabu, 14 Februari 2024 19:05:00
Murianews, Kudus – Disentri menjadi ancaman bagi masyarakat yang terdampak dalam bencana banjir maupun petugas. Terutama mereka yang bersinggungan langsung dengan genangan banjir tersebut.
Sebab, diare, termasuk disentri, adalah penyakit menular umum yang berhubungan dengan banjir. Itu berdasarkan penelitian berjudul Hidup di bentang air berbahaya: kerentanan gender dan pengalaman banjir dan bencana yang dituliskan Sultana F. Hidup pada 2010.
Menurut WHO, setiap tahunnya terdapat 165 juta kasus disentri di seluruh dunia akibat bakteri Shigella atau disentri basiler. Paling banyak, penyakit ini ditemukan di negara berkembang, negara tropis, dan subtropis.
Melansir dari laman Rumah Sakit Siloam, disentri merupakan gangguan pencernaan yang ditandai dengan diare disertai lendir atau darah karena peradangan atau infeksi pada usus.
Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis disentri, yakni disentri basiler dan disentri amoeba. Disentri basiler disebabkan paparan bakteri Shigella, Salmonella, dan E coli sedangkan disentri amoeba disebabkan Entamoeba histolytica dan B coli.
Penyakit ini diketahui dapat menular melalui media makanan, minuman, dan kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi bakteri penyebab disentri.
Karena mudah menular, potensi penyebarannya pun makin tinggi di tempat yang padat penduduk, seperti pusat penitipan anak, sekolah, panti jompo, pengungsian, dan tempat-tempat dengan sanitasi buruk.
Anak-anak lebih rentan terserang penyakit ini. Namun, tidak menutup kemungkinan, orang dewasa juga bisa terserang disentri.
Penyebab Disentri
Pada umumnya, disentri disebabkan infeksi bakteri atau amoeba. Di mana bakteri dan amoeba tersebut dapat menular melalui beberapa hal seperti;
- Tidak cuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.
- Mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri penyebab disentri.
- Memegang benda atau bagian tubuh yang terpapar bakteri penyebab disentri.
- Berenang di air yang tercemar bakteri atau amoeba penyebab disentri, baik di kolam renang, sungai maupun danau.
Siapa yang berisiko terkena disentri;
- Balita, terutama yang berusia 2-4 tahun.
- Tinggal di daerah pemukiman padat penduduk.
- Melakukan seks anal.
- Bepergian ke daerah yang memiliki sanitasi buruk.
- Menggunakan pupuk tanaman dari kotoran manusia.
- Tinggal di daerah yang ketersediaan air bersihnya sangat terbatas.
Murianews, Kudus – Disentri menjadi ancaman bagi masyarakat yang terdampak dalam bencana banjir maupun petugas. Terutama mereka yang bersinggungan langsung dengan genangan banjir tersebut.
Sebab, diare, termasuk disentri, adalah penyakit menular umum yang berhubungan dengan banjir. Itu berdasarkan penelitian berjudul Hidup di bentang air berbahaya: kerentanan gender dan pengalaman banjir dan bencana yang dituliskan Sultana F. Hidup pada 2010.
Menurut WHO, setiap tahunnya terdapat 165 juta kasus disentri di seluruh dunia akibat bakteri Shigella atau disentri basiler. Paling banyak, penyakit ini ditemukan di negara berkembang, negara tropis, dan subtropis.
Melansir dari laman Rumah Sakit Siloam, disentri merupakan gangguan pencernaan yang ditandai dengan diare disertai lendir atau darah karena peradangan atau infeksi pada usus.
Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis disentri, yakni disentri basiler dan disentri amoeba. Disentri basiler disebabkan paparan bakteri Shigella, Salmonella, dan E coli sedangkan disentri amoeba disebabkan Entamoeba histolytica dan B coli.
Penyakit ini diketahui dapat menular melalui media makanan, minuman, dan kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi bakteri penyebab disentri.
Karena mudah menular, potensi penyebarannya pun makin tinggi di tempat yang padat penduduk, seperti pusat penitipan anak, sekolah, panti jompo, pengungsian, dan tempat-tempat dengan sanitasi buruk.
Anak-anak lebih rentan terserang penyakit ini. Namun, tidak menutup kemungkinan, orang dewasa juga bisa terserang disentri.
Penyebab Disentri
Pada umumnya, disentri disebabkan infeksi bakteri atau amoeba. Di mana bakteri dan amoeba tersebut dapat menular melalui beberapa hal seperti;
- Tidak cuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.
- Mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri penyebab disentri.
- Memegang benda atau bagian tubuh yang terpapar bakteri penyebab disentri.
- Berenang di air yang tercemar bakteri atau amoeba penyebab disentri, baik di kolam renang, sungai maupun danau.
Siapa yang berisiko terkena disentri;
- Balita, terutama yang berusia 2-4 tahun.
- Tinggal di daerah pemukiman padat penduduk.
- Melakukan seks anal.
- Bepergian ke daerah yang memiliki sanitasi buruk.
- Menggunakan pupuk tanaman dari kotoran manusia.
- Tinggal di daerah yang ketersediaan air bersihnya sangat terbatas.