Cegah ISPA saat Kemarau, Warga Kudus Disarankan Pakai Masker

Zulkifli Fahmi
Rabu, 24 Juli 2024 17:35:00

Murianews, Kudus – Memasuki musim kemarau, memunculkan sejumlah masalah kesehatan. Salah satunya yakni inspeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang membuat penderitanya batuk, pilek, hingga radang tenggorokan.
Dokter keluarga asal Kudus, dr Pujianto mengatakan, munculkan masalah kesehatan itu lantaran udara di Kabupaten Kudus saat ini relatif kurang bersih. Untuk mencegahnya, ia pun menyarankan warga menggunakan masker, terutama saat di luar ruangan.
’’Ini biasa terjadi karena udara kita ini kan relatf kurang bersih ya. Dan banyak penyakit-penyakit itu menular memang melalui udara, penyakit inspeksi saluran pernapasan itu menular melalui udara. Ya idealnya ya kita pakai masker,’’ kata Direktur Utama RS Mardi Rahayu Kudus itu, Selasa (24/7/2024) malam.
Ia kemudian mencontohkan, saat Covid-19 terjadi. Di mana, saat itu tak hanya covid yang dapat ditekan, namun angka penderita penyakit-penyakit yang ditularkan melalui udara juga ikut menurun karena penggunaan masker.
’’Jadi musim kita ini memang tidak ramah terhadap saluran pernapasan kita,’’ kata Pujianto.
Selain menggunakan masker, masyarakat juga perlu memahami faktor-faktor penyebab dari tercetusnya penyakit. Baik itu yang dapat dihindari maupun tidak.
Kemudian, Puji juga menganjurkan masyarakat untuk menerapkan pola hidup yang sehat, seperti istirahat yang cukup, berolah raga dan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang.
Menurutnya, dengan menjaga pola hidup yang sehat, sistem kekebalan tubuh akan bekerja lebih baik.
’’Makan teratur dengan gizi yang seimbang, tidur yang cukup enam sampai delapan jam, dan berolahraga minimal 30-45 menit,’’ katanya.
Melansir dari situs IQAir, Indeks kualitas Udara Kabupaten Kudus, hingga akhir pekan nanti berwarna kuning dengan nilai rata-rata 80 ke atas. Konsentrasi PM2.5 di Kudus saat ini 4.9 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.
Adapun PM 2,5 merupakan partikel berukuran lebih lebih kecil 2,5 mikron (mikrometer) yang ditemukan di udara termasuk debu, asap dan jelaga.
Paparan partikel ini dalam jangka panjang dikaitkan dengan kematian dini, terutama pada orang yang memiliki penyakit jantung atau paru-paru kronis.
Di kategori ini, masyarakat yang kelompok sensitif disarankan untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan. Bila harus beraktivitas di luar ruangan, disarankan untuk mengenakan masker.
Ketika berada di dalam ruangan, masyarakat disarankan untuk menutup jendela guna menghindari udara luar yang kotor dan menyalakan alat pembersih udara.