Kamis, 22 Mei 2025

Murianews, Kudus Keramas memang diperlukan untuk membersihkan rambut dan kulit kepala. Namun, jika terlalu keseringan keramas justru berdampak tidak baik pada kulit kepala dan rambut.

Berikut ini beberapa akibat keseringan keramas, seperti dilansir dari Hellosehat:

1. Menghilangkan mikrobiota kulit

Kulit Anda ditinggali oleh miliaran bakteri baik dari sekitar 1.000 spesies. Kumpulan bakteri ini disebut mikrobiota atau mikrobiom kulit.

Sebuah ulasan yang diterbitkan dalam Frontiers in cellular and infection microbiology (2018) menjelaskan populasi mikroba ini membantu menjaga pH (derajat keasaman) kulit.

Selain itu, mikrobiom kulit bisa melawan mikroba jahat di kulit. Bakteri baik akan mengambil nutrien yang dibutuhkan mikroba jahat untuk berkembang atau melepaskan zat yang dapat membunuh mikroba jahat.

Keseringan keramas punya akibat mengganggu keseimbangan mikrobiom di kulit kepala Anda. Dampaknya, populasi bakteri dan jamur jahat lebih dominan sehingga menyebabkan masalah kulit kepala.

2. Mengganggu produksi minyak alami

Sampo mengandung surfaktan yang menyatu dengan sebum kulit, yakni minyak alami yang melapisi dan melindungi folikel atau pori tempat tumbuhnya rambut.

Ini memungkinkan surfaktan bercampur dengan air untuk membersihkan rambut dari kotoran dan lemak. Artinya, keramas dengan sampo mengangkat minyak di kulit kepala.

Penelitian yang diterbitkan di dalam Skin Appendage Disorders (2019) juga menjelaskan beberapa sampo dengan kandungan yang keras (sulfur, sulfat, dan silikon) dapat menghilangkan semua minyak alami dari kulit kepala Anda.

Jika terlalu sering keramas, akibat yang muncul adalah kulit kepala akan memproduksi minyak secara berlebihan untuk menggantikan minyak yang hilang. Minyak yang berlebihan justru dapat memicu timbulnya ketombe pada kulit kepala dan rasa gatal di kulit kepala.

3. Rambut cepat kering dan lebih rapuh

Penelitian lain dari Skin Appendage Disorders (2021) menyebutkan kulit kepala yang kering sebagai akibat dari keseringan keramas dan rambut yang tidak tumbuh dengan sempurna.

Hal ini berkaitan dengan asam yang terdapat dalam sel kutikula yaitu lapisan terluar batang rambut. Setiap kutikula mengandung protein yang disebut epikutikula.

Epikutikula mengandung asam 18-metil eikosanoat (18-MEA) dan lipid (molekul lemak). Asam 18-MEA membuat rambut bersifat hidrofobisitas atau menolak air yang mencegah rambut menyerap terlalu banyak air dari lingkungan sekitarnya.

Nah, keseringan keramas dapat menghilangkan asam ini, terlebih jika menggunakan sampo yang mengandung bahan alkali. Akibatnya, kulit kepala mudah kering serta rambut jadi rapuh dan kusut.

Frekuensi keramas yang tepat

Pada dasarnya, kebutuhan keramas bagi setiap orang berbeda-beda. Seberapa sering Anda mencuci rambut, sangat bergantung pada kondisi atau tipe rambut dan cara penataan rambut.

Rata-rata frekuensi keramas setidaknya 2-3 hari sekali. Jika cara keramas dilakukan dengan benar, keramas beberapa hari sekali akan membantu merawat kesehatan rambut.

Meski demikian, semakin kotor dan semakin banyak minyak yang dihasilkan, semakin sering Anda seharusnya mencuci rambut. Jika memang perlu untuk sering keramas, sebaiknya tidak dilakukan lebih dari sekali dalam satu hari.

Sekalipun mencuci rambut sehari sekali, cobalah sesekali beri jeda waktu satu atau beberapa hari sebelum keramas berikutnya. Ini agar Anda tidak mengalami dampak dari keseringan keramas.

Komentar

Sehat Terkini

Terpopuler