Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Di balik setiap tindakan penyelamatan di ruang gawat darurat, di pelosok desa terpencil, hingga di tengah pandemi yang melanda dunia, ada satu benang merah yang mengikat para tenaga medis: kebersamaan.

Kebersamaan itu sering kali terwujud dalam bentuk komunitas atau organisasi dokter, tempat para tenaga medis saling belajar, berjuang, dan berbagi nilai-nilai kemanusiaan.

Di Indonesia, komunitas dokter bukan hanya wadah profesi, melainkan juga ruang pengabdian dan solidaritas. Dari organisasi besar seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), hingga komunitas spesialis seperti PERDAMSI, masing-masing punya cerita dan peran penting dalam menjaga denyut kesehatan negeri.

IDI (Ikatan Dokter Indonesia)

Sulit membicarakan dunia kedokteran tanpa menyebut Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Berdiri sejak 1950, IDI adalah rumah besar bagi seluruh dokter di tanah air.

Visinya sederhana tapi dalam: menjadi organisasi yang mandiri, beretika, profesional, dan menjunjung tinggi kesejawatan.

Melalui IDI, para dokter dari berbagai latar belakang bisa terhubung dalam satu sistem yang rapi. Ada cabang di hampir semua provinsi dan kabupaten, bahkan sampai ke rumah sakit dan kampus kedokteran.

IDI menjadi wadah tempat dokter bisa meningkatkan kompetensi melalui pelatihan, seminar, hingga pengabdian masyarakat.

Namun, IDI bukan sekadar organisasi administratif. Di dalamnya, ada denyut kebersamaan yang kuat. Ketika pandemi melanda, IDI-lah yang menjadi garda koordinasi ribuan tenaga medis di seluruh Indonesia.

Mereka mengatur, melatih, dan menjaga agar setiap dokter tetap siap menghadapi situasi darurat tanpa kehilangan semangat kemanusiaan.

FKTP, KREKI... 

Komentar

Sehat Terkini

Terpopuler