Kamis, 20 November 2025


Ya, aktivitas ini bisa dilakukan melalui sarana media sosial. Melalui media sosial ini, orang bisa melakukan apa saja. Mulai dari membagi informasi, jualan, bersilaturahmi hingga bertemua orang baru atau kawan lama.

Sayangnya, banyak orang yang berlebihan dalam menggunakan media sosial ini. Bahkan tidak sedikit yang sudah seperti kecanduan.

Baca juga: Waspada! Kecanduan Media Sosial Bisa Bikin Insomnia lho, Begini Penjelasannya

Mereka ini sepertinya tidak bisa jauh dari gawai. Hampir semua aktivitasnya tidak pernah bisa lepas dari gawai.

Perlu diketahui, menggunakan media sosial memang tidak ada larangannya. Namun, jika kelewatan maka bisa berdampak pada kesehatan mental.

Hal ini juga bisa terjadi terhadap orang yang suka melakukan flexing di media sosial. Flexing adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tindakan memamerkan kekayaan, prestasi, atau kemampuan seseorang di media sosial.

Banyak orang menganggap flexing sebagai cara untuk menunjukkan pencapaian mereka dan menarik perhatian orang lain. Namun, flexing yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental seseorang.

Melansir dari Halodoc, Sabtu (29/4/2023), berikut adalah beberapa bahaya dari flexing bagi kesehatan mental:

1. Membuat Merasa Tidak Cukup

Flexing dapat memicu perasaan tidak aman dan merasa kurang dari orang lain. Saat melihat postingan seseorang yang terus-menerus memamerkan prestasi dan keberhasilan, kamu mungkin merasa tidak cukup baik dalam hal apapun yang kamu lakukan. Ini dapat menyebabkan perasaan sedih, rendah diri, dan stres.

2. Memperparah Kecemasan Sosial

Flexing juga dapat memperburuk kecemasan sosial. Kamu mungkin merasa tekanan untuk memposting tentang pencapaian atau memperlihatkan kekayaan agar bisa mendapatkan perhatian dan persetujuan dari orang lain.

Hal ini dapat menyebabkan rasa cemas yang berlebihan dan bahkan mendorong untuk melakukan hal-hal yang tidak sehat seperti mengejar popularitas atau menghabiskan uang yang sebenarnya bukan milik sendiri.

3. Meningkatkan Risiko DepresiMelakukan flexing secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko depresi. Perasaan tidak cukup dan kecemasan sosial akibat flexing dapat membuat kamu merasa terisolasi dan kesepian. Selain itu, terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain juga dapat memicu perasaan tidak berharga dan merasa tidak berguna.4. Menyebabkan KetidakbahagiaanFlexing dapat membuat kamu merasa bahagia sejenak, tetapi pada akhirnya, hal itu dapat menyebabkan ketidakbahagiaan. Terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain dan merasa tidak cukup baik dapat memperburuk suasana hati kamu dan membuat kamu merasa tidak puas dengan hidup yang dipunya.5. Mengganggu Produktivitas dan KonsentrasiFlexing juga dapat mengganggu produktivitas dan konsentrasi. Terus-menerus memeriksa media sosial untuk melihat postingan orang lain dapat memakan waktu dan mengganggu fokus kamu. Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam menyelesaikan tugas dan bahkan dapat mengganggu kinerja di tempat kerja atau di sekolah.Cara Menghadapi Orang yang FlexingKadangkala, kita mengalami kesulitan jika harus menghadapi orang yang flexing. Karenanya, berikut merupakan cara untuk menghadapi orang flexing:1. Buat orang tersebut paham akan tipe kamu yang berkebalikan dengan makna flexing.2. Ceritakan sedikit kebanggaan diri, kemudian koreksi diri.3. Bagikan cerita singkat tentang orang lain yang melakukan flexing dan menyombongkan diri.4. Komunikasikan kebenaran yang terjadi sepengetahuan kamu.5. Pergi meninggalkan jika kamu merasa percakapan tidak memiliki manfaat untuk diri sendiri. 

Baca Juga

Komentar

Sehat Terkini

Terpopuler