Kamis, 20 November 2025

Murianews, Kudus – Depresi adalah kelainan suasana hati yang menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat terus-menerus. Depresi biasanya akan memengaruhi seseorang dalam berpikir dan berperilaku, serta dapat memicu berbagai masalah fisik maupun emosional.

Meski demikian, seseorang yang mengalami depresi bukan berarti sosok yang lemah. Sebab depresi merupakan suatu penyakit yang dapat disembuhkan.

Depresi ini bisa dialami oleh siapa saja dan dari beragam usia maupun jenis pekerjaan. Ada banyak penyebab orang bisa mengalami depresi.

Salah satunya karena ejekan. Lho kok bisa? Begini penjelasannya, dilansir dari Halodoc, Senin (2/10/2023).

Mengejek fisik yang kerap kali dilakukan oleh sebagian orang merupakan bentuk ejekan verbal yang dikenal dengan istilah body shaming. Mengejek fisik dapat dilakukan dengan menyinggung warna kulit, berat badan, tinggi badan, bentuk hidung, atau bentuk rambut seseorang.

Mengejek fisik yang sering kali dilakukan karena adanya persepsi tertentu tentang pemahaman ”cantik” dan tampan”. Seseorang yang dikatakan ideal umumnya memiliki bentuk fisik yang langsing, tinggi, putih, berhidung mancung, dan berambut lurus, sehingga orang yang tidak memiliki kriteria tersebut kerap dijadikan ajang ejekan teman sebayanya.

Apakah Mengejek Fisik Seseorang Dapat Berujung pada Depresi?

Mengejek sembari menertawakan kerap kali dilakukan dan dianggap hal yang sepele. Padahal, body shaming dapat menyebabkan citra diri sendiri menjadi negatif di pandangan orang lain. Korban ejekan pun akan merasa dirinya cacat dan tidak berharga. Akibatnya, mereka bisa saja mengalami stres yang mengarah pada depresi.

Jika sudah begini, siapa yang harus bertanggung jawab? Parahnya, korban body shaming akan cenderung melakukan berbagai cara agar dapat diterima oleh lingkungannya dan tidak menjadi ”bahan ejekan”. Depresi yang dialami oleh korban body shaming bukan hanya sekedar rasa sedih. Mereka akan memiliki dampak dari dua sisi, yaitu fisik dan psikologi.

Ketika korban body shaming merasa stres yang berujung pada depresi, gejala fisik yang tampak, meliputi:

1. Merasa kelelahan dan tidak ada tenaga.

2. Kehilangan selera makan yang berujung pada penurunan berat badan.

3. Mengalami insomnia, atau bahkan terlalu banyak tidur.

4. Kepala terasa pusing.

Sedangkan gejala psikologi yang tampak, meliputi:

1. Merasa bersalah, karena ketidaksempurnaannya.

2. Merasa putus asa, dan tidak berharga.

3. Merasa cemas dan khawatir yang berlebihan.

4. Merasa bersedih secara terus-menerus.

5. Merasa sulit berkonsentrasi, berpikir, dan mengambil keputusan.

6. Merasa tidak memiliki motivasi terhadap apapun yang dikerjakan.

Tak hanya sampai di situ saja, korban body shaming bahkan sering kali berpikir untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Gejala yang tampak akan tergantung pada tingkat keparahan depresi. Bukan hanya korban bullying, pelaku bullying juga memerlukan bimbingan para ahli agar dapat menghilangkan kebiasaan buruk yang satu ini.

Jika kamu mengalami depresi ringan yang menyebabkan aktivitas sehari-hari dan hubungan sosial terganggu, segera membuat janji dengan dokter ahli di rumah sakit terdekat. Pasalnya, depresi ringan yang dibiarkan begitu saja akan menjadi depresi berat yang akan mengganggu hubungan sosialmu dengan lingkungan sekitar.

 

Komentar

Sehat Terkini

Terpopuler