Kamis, 20 November 2025


Peristiwa tragis seorang ayah membunuh bayinya di Pati, belum lama ini bisa jadi itu salah satu bukti kasus baby blues yang menyerang seorang pria. Sebab, sang pelaku depresi dan tak tahu cara menenangkan bayinya yang rewel.

Baby blues sendiri biasanya dialami para ayah di usia kelahiran bayi sekitar 3-6 bulan. Bahkan, kemunculannya bisa lebih cepat atau lebih lambat.

Baca: Ayah di Pati Bunuh Bayi, PP Fatayat NU Ajak Masyarakat Hindari Pernikahan Dini

Seperti dilansir Alodokter.com, baby blues sendiri hanya dialami wanita karena terjadi perubahan hormon usai melahirkan. Namun, pada pria ini sebenarnya adalah depresi pascakelahiran bayi. Masyarakat awam tetap menyebut itu dengan istilah baby blues.

Penyebab Baby Blues Syndrome pada Ayah

Kehadiran buah hati mungkin memang sangat dinanti-nantikan. Setelah sembilan bulan lamanya, sang bayi akhirnya lahir dan membawa kegembiraan.

Namun, di balik itu, ternyata muncul juga perasaan resah, takut, atau bahkan sedih. Perasaan ini sendiri cukup sering dialami sang ayah, terlebih jika baru memiliki anak pertama.

Baby blues syndrome pada ayah tidak disebabkan oleh faktor hormonal layaknya pada wanita, melainkan karena beberapa hal berikut ini:

  1. Kurang tidur


Kehadiran buah hati membuat ayah lebih sigap dan merelakan banyak hal, salah satunya waktu tidur. Sebab, bayi bangun pada malam hari karena merasa lapar, buang air hingga harus ganti popok, atau sekadar ingin digendong membuat waktu tidur ayah terganggu. Kurangnya waktu istirahat ini menjadi salah satu yang membuatmu depresi.

  1. Takut dengan tanggung jawab baru


Dengan lahirnya buah hati, otomatis kamu akan berstatus sebagai ayah. Status itu kadang terasa menakutkan bagi sebagian pria.

Kamu mungkin merasa belum siap atau khawatir apakah bisa menjadi ayah yang baik atau tidak untuk anakmu. Terlebih karena dibebani dengan tanggung jawab yang besar sebagai seorang ayah.

Setelah punya anak, tentu kehidupan seorang pria akan berubah. Kamu tidak bisa sebebas sebelumnya hingga mulai banyak pertimbangan. Situasi itu mungkin mengagetkan dan bahkan bisa menyebabkan depresi.

  1. Masalah finansial


Bertambahnya jumlah keluarga, tentu membuat pengeluaranmu ikut meningkat. Kebutuhan bayi, seperti popok, susuk, biaya medis hingga perencanaan pendidikan anak nantinya pasti akan menambah beban kantong keuanganmu.
Bertambahnya jumlah keluarga, tentu membuat pengeluaranmu ikut meningkat. Kebutuhan bayi, seperti popok, susuk, biaya medis hingga perencanaan pendidikan anak nantinya pasti akan menambah beban kantong keuanganmu.Baca: Ayah di Pati Tega Bunuh Bayinya, Ini Kata PsikologDepresi yang kamu alami mungkin dikarenakan kamu perlu mengatur pengeluaran sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Belum lagi, jika istrimu harus berhenti bekerja karena harus merawat si kecil. Semua urusan finansial akan bergantung kepadamu.
  1. Waktu cuti sangat sebentar
Sebagian besar perusahaan memberikan jatah cuti selama beberapa hari kepada para pekerja pria untuk mengurus kelahiran istrinya. Hal ini bisa memicu depresi karena kamu harus kembali ke rutinitas pekerjaan, ditambah masih harus memikirkan kondisi istri dan si kecil di rumah.
  1. Kurang diperhatikan
Pasca melahirkan, istrimu akan lebih mencurahkan perhatian kepada si kecil. Kondisi fisik usai melahirkan juga bisa membuatnya malas untuk menjalin kemesraan di ranjang. Hal tersebut mungkin membuatmu merasa diabaikan dan stres.
  1. Istrimu mengalami baby blues
Saat istrimu mengalami baby blues, kamu juga rentan mengalami hal yang sama. Hal ini terjadi karena mungkin kamu khawatir terjadi sesuatu yang buruk akibat baby blues yang dialami pasanganmu.Di samping enam hal di atas, ada faktor lain yang bisa menambah risiko pria mengalami depresi setelah berstatus ayah. Beberapa faktor risiko tersebut antara lain:
  • Memiliki riwayat gangguan mental, seperti depresi dan gangguan cemas
  • Pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga atau dibesarkan dalam keluarga yang kurang harmonis
  • Belum siap secara batin untuk menjadi ayah
  • Tidak memiliki figur ayah yang bisa dijadikan panutan (father figure)
Namun, sindrom baby blues pada pria itu bisa diatasi. Namun, jika dibiarkan, justru bisa menimbulkan masalah yang lebih serius.Langkah pertama untuk mengatasinya yakni, bersikaplah terbuka pada istri. Kamu harus mengutarakan semua keresahan pada istri. Ingat, permasalahanmu ini sudah menjadi masalah keluarga yang bisa berdampak ke pasangan dan bayimu.Jika kondisi tak kuncung membaik setelah beberapa waktu, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan menentukan penanganan yang tepat untukmu. Penanganan itu bisa berupa konseling dan psikoterapi serta pemberian obat-obatan, seperti antidepresan, jika diperlukan.Jenis penanganan yang dilakukan akan disesuaikan dengan penyebab masalah dan kondisi kesehatanmu secara menyeluruh.

Baca Juga

Komentar

Sehat Terkini

Terpopuler