Syarat jadi Pendonor ASI yang Harus Diperhatikan
Zulkifli Fahmi
Selasa, 16 Juli 2024 15:17:00
Murianews, Jakarta – Menjadi pendonor air susu ibu (ASI) menjadi salah satu cara untuk menolong perempuan yang baru saja menjadi seorang ibu. Namun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi bagi pendonor ASI.
Dokter spesialis anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, dr Tin Suhartini mengatakan, sehat secara fisik menjadi salah satu syarat utama yang harus dipenuhi bagi pendonor ASI.
’’Ada beberapa syarat untuk pendonor ASI, jadi pendonor ASI itu salah satunya adalah ibu yang sedang menyusui itu sehat. Sehat secara fisik atau secara jasmani, kan gak mungkin ASI dari ibu-ibu yang fisiknya tidak sehat,’’ kata Tin seperti dikutip dari Antara, Selasa (16/7/2024).
Kondisi tubuh yang sehat ini, Tin melanjutkan, yakni tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti hepatitis dan HIV. Mereka yang memiliki riwayat itu, secara tak langsung tidak bisa jadi pendonor ASI karena berisiko menularkan penyakitnya kepada bayi penerima ASI tersebut.
Selain soal kesehatan, pendonor juga harus memerhatikan tata cara penyediaan dan penyimpanan ASI yang akan didonorkan.
’’Ibu yang akan mendonor itu tahu bagaimana penyediaan atau melakukan pumping-nya karena kita harus jamin kebersihan, kesehatannya, dan penyimpanannya,’’ ujar Tin.
Pastikan proses pemompaan dan penyimpanan ASI sudah sesuai dengan standar kesehatan. Misalnya, lanjut Tin, menggunakan alat pemompaan dan penyimpanan yang bersih serta membersihkan tangan dan payudara terlebih dahulu sebelum memompa ASI.
’’Jadi ada beberapa syarat-syarat sehingga dengan pemberian ASI itu betul-betul maksudnya tercapai, bukan malahan menularkan penyakit,’’ kata Tin.
Menurutnya, pendonor yang tidak memerhatikan faktor kebersihan atau starilisasi itu justru dapat memberikan masalah baru.
Tin memaparkan pemberian ASI donor bisa menjadi salah satu alternatif asupan nutrisi pada bayi guna mencegah malnutrisi atau stunting.
ASI donor dapat diberikan apabila bayi sudah mendapatkan ASI eksklusif namun menunjukkan risiko gagal tumbuh kembang (failure to thrive) dan belum memiliki kesiapan motorik untuk menerima makanan pendamping ASI (MPASI).
Murianews, Jakarta – Menjadi pendonor air susu ibu (ASI) menjadi salah satu cara untuk menolong perempuan yang baru saja menjadi seorang ibu. Namun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi bagi pendonor ASI.
Dokter spesialis anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, dr Tin Suhartini mengatakan, sehat secara fisik menjadi salah satu syarat utama yang harus dipenuhi bagi pendonor ASI.
’’Ada beberapa syarat untuk pendonor ASI, jadi pendonor ASI itu salah satunya adalah ibu yang sedang menyusui itu sehat. Sehat secara fisik atau secara jasmani, kan gak mungkin ASI dari ibu-ibu yang fisiknya tidak sehat,’’ kata Tin seperti dikutip dari Antara, Selasa (16/7/2024).
Kondisi tubuh yang sehat ini, Tin melanjutkan, yakni tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti hepatitis dan HIV. Mereka yang memiliki riwayat itu, secara tak langsung tidak bisa jadi pendonor ASI karena berisiko menularkan penyakitnya kepada bayi penerima ASI tersebut.
Selain soal kesehatan, pendonor juga harus memerhatikan tata cara penyediaan dan penyimpanan ASI yang akan didonorkan.
’’Ibu yang akan mendonor itu tahu bagaimana penyediaan atau melakukan pumping-nya karena kita harus jamin kebersihan, kesehatannya, dan penyimpanannya,’’ ujar Tin.
Pastikan proses pemompaan dan penyimpanan ASI sudah sesuai dengan standar kesehatan. Misalnya, lanjut Tin, menggunakan alat pemompaan dan penyimpanan yang bersih serta membersihkan tangan dan payudara terlebih dahulu sebelum memompa ASI.
’’Jadi ada beberapa syarat-syarat sehingga dengan pemberian ASI itu betul-betul maksudnya tercapai, bukan malahan menularkan penyakit,’’ kata Tin.
Menurutnya, pendonor yang tidak memerhatikan faktor kebersihan atau starilisasi itu justru dapat memberikan masalah baru.
Tin memaparkan pemberian ASI donor bisa menjadi salah satu alternatif asupan nutrisi pada bayi guna mencegah malnutrisi atau stunting.
ASI donor dapat diberikan apabila bayi sudah mendapatkan ASI eksklusif namun menunjukkan risiko gagal tumbuh kembang (failure to thrive) dan belum memiliki kesiapan motorik untuk menerima makanan pendamping ASI (MPASI).