Bahaya Konsumsi Kecubung, Efeknya Ngeri!
Zulkifli Fahmi
Rabu, 24 Juli 2024 18:17:00
Murianews, Jakarta – Buah kecubung, menjadi salah satu buah yang beracun dengan efek halusinasi perkepanjangan. Bila dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan otak.
Itu dikatakan Psikiater Konsultan Adiksi Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dr Firdaus Yamani. Ia mengatakan, efek kecubung dapat berlangsung hingga satu minggu.
Bila dikonsumsi berkali-kali, makan dapat menyebabkan kerusakan otak yang lebih berat dan penurunan fungsi kognitif. Orang yang mengonsuminya pun akan mengalami ganggungan jiwa.
’’Kalau berkali-kali, itu (konsumsi kecubung) bisa menyebabkan kerusakan pada otak yang lebih berat sehingga mereka mengalami gangguan jiwa yang halusinasinya berkepanjangan, perilaku kacau dan fungsi kognitifnya menurun,’’ ucap Firdaus seperti dikutip dari Antara, Rabu (24/7/2024).
Ia mengatakan, ada sejumlah karakteristik orang yang keracunan kecubung. Gejala itu biasanya muncul 30 menit sampai 1 jam setelah mengkonsuminya.
’’Dan dapat berlanjut hingga 24-48 jam setelahnya,’’ kata Firdaus.
Karakteristik pertama, orang yang keracunan kecubung akan cenderung meracau saat berbicara. Selain itu, mereka juga akan mengalami halusinasi penglihatan.
Tanda berikutnya adalah kulit, mukosa pada saluran pencernaan atas serta saluran pernapasan penderita keracunan kecubung menjadi kering.
Mereka juga akan mengalami midriasis atau pelebaran pupil, konstipasi, fotofobia serta hiper atau hipotensi. Pada tanda lainnya, tubuh akan menjadi panas dan mengalami bradikadia atau takikardia.
’’Irama jantungnya jadi tidak teratur dan merasa gelisah. Bisa disertai disorientasi atau kebingungan, kejang, retensi urine dan depresi pada sistem pernapasan,’’ ujar Firdaus.
Kecubung senriri sebelumnya pernah digunakan sebagai obat tradisional, yakni untuk penambah stamina dan pereda nyeri. Namun, Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) tak lagi menggunakannya.
Kecubung telah digolongkan sebagai tanaman beracun. Tanaman perdu ini tumbuh cukup banyak di negara dengan iklim tropis dan sub-tropis termasuk Indonesia.
Kecubung memiliki efek halusinogenik yang mengandung senyawa alkaloid tropan, seperti atropin, skopolamin, dan hiosiamin. Efek halusinasi dan potensi penyalahgunaan itu lah yang membuat kecubung tak lagi dijadikan obat tradisional.
Murianews, Jakarta – Buah kecubung, menjadi salah satu buah yang beracun dengan efek halusinasi perkepanjangan. Bila dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan otak.
Itu dikatakan Psikiater Konsultan Adiksi Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dr Firdaus Yamani. Ia mengatakan, efek kecubung dapat berlangsung hingga satu minggu.
Bila dikonsumsi berkali-kali, makan dapat menyebabkan kerusakan otak yang lebih berat dan penurunan fungsi kognitif. Orang yang mengonsuminya pun akan mengalami ganggungan jiwa.
’’Kalau berkali-kali, itu (konsumsi kecubung) bisa menyebabkan kerusakan pada otak yang lebih berat sehingga mereka mengalami gangguan jiwa yang halusinasinya berkepanjangan, perilaku kacau dan fungsi kognitifnya menurun,’’ ucap Firdaus seperti dikutip dari Antara, Rabu (24/7/2024).
Ia mengatakan, ada sejumlah karakteristik orang yang keracunan kecubung. Gejala itu biasanya muncul 30 menit sampai 1 jam setelah mengkonsuminya.
’’Dan dapat berlanjut hingga 24-48 jam setelahnya,’’ kata Firdaus.
Karakteristik pertama, orang yang keracunan kecubung akan cenderung meracau saat berbicara. Selain itu, mereka juga akan mengalami halusinasi penglihatan.
Tanda berikutnya adalah kulit, mukosa pada saluran pencernaan atas serta saluran pernapasan penderita keracunan kecubung menjadi kering.
Mereka juga akan mengalami midriasis atau pelebaran pupil, konstipasi, fotofobia serta hiper atau hipotensi. Pada tanda lainnya, tubuh akan menjadi panas dan mengalami bradikadia atau takikardia.
’’Irama jantungnya jadi tidak teratur dan merasa gelisah. Bisa disertai disorientasi atau kebingungan, kejang, retensi urine dan depresi pada sistem pernapasan,’’ ujar Firdaus.
Kecubung senriri sebelumnya pernah digunakan sebagai obat tradisional, yakni untuk penambah stamina dan pereda nyeri. Namun, Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) tak lagi menggunakannya.
Kecubung telah digolongkan sebagai tanaman beracun. Tanaman perdu ini tumbuh cukup banyak di negara dengan iklim tropis dan sub-tropis termasuk Indonesia.
Kecubung memiliki efek halusinogenik yang mengandung senyawa alkaloid tropan, seperti atropin, skopolamin, dan hiosiamin. Efek halusinasi dan potensi penyalahgunaan itu lah yang membuat kecubung tak lagi dijadikan obat tradisional.