Kamis, 22 Mei 2025

Murianews, Kudus – Viagra adalah obat yang paling dikenal dengan nama merek yang sama, untuk mengobati disfungsi ereksi (DE) pada pria. Disfungsi ereksi adalah kondisi di mana seorang pria memiliki kesulitan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup kuat untuk melakukan hubungan seksual.

Obat ini membantu dengan meningkatkan aliran darah ke penis saat rangsangan seksual terjadi. Sehingga membantu pria mencapai dan mempertahankan ereksi.

Sejarah Viagra dimulai pada akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an ketika ilmuwan di perusahaan farmasi Pfizer di Amerika Serikat. Penemuannya bisa dikatakan tidak sengaja terjadi.

Awalnya, para ahli Pfizer sedang mencari obat untuk tekanan darah tinggi (hipertensi) dan angina (nyeri dada akibat penyakit jantung). Ketika mereka menguji senyawa bernama sildenafil, mereka menemukan bahwa obat ini memiliki efek yang lebih besar pada aliran darah ke area genital daripada pada jantung.

Ini adalah contoh bagaimana penelitian ilmiah dan penemuan obat seringkali menghasilkan sesuatu yang tidak terduga. Hasil yang tidak direncanakan dapat membuka peluang baru untuk pengobatan kondisi yang berbeda.

Dalam kasus Viagra, penemuan ini secara tidak sengaja membantu memecahkan masalah disfungsi ereksi yang sebelumnya sulit diatasi. Segera saja pengembangan terhadap penemuan ini dilakukan lebih lanjut.

Pada tahun 1998, Pfizer mengajukan izin kepada Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat untuk menggunakan sildenafil sebagai obat untuk disfungsi ereksi.

Pada bulan Maret 1998, FDA menyetujui penggunaan sildenafil dengan nama merek Viagra untuk pengobatan disfungsi ereksi. Setelah mendapatkan persetujuan dari FDA, Viagra segera menjadi sensasi medis dan sosial, dan dikenal di seluruh dunia.

Viagra mengubah cara masyarakat berbicara tentang masalah disfungsi ereksi dan mengatasi stigma yang terkait dengan masalah ini. Ini memberikan harapan baru bagi banyak pria yang mengalami kesulitan seksual dan memungkinkan mereka untuk kembali menikmati kehidupan seks yang sehat.

Namun, penting untuk diingat bahwa Viagra tidak cocok untuk semua orang, dan efek sampingnya serta potensi interaksi dengan obat lain harus dipertimbangkan dengan cermat. Penggunaan Viagra harus diawasi oleh profesional kesehatan yang memahami kondisi medis individu dan riwayat obat-obatan yang mungkin sedang digunakan oleh seseorang. (Berbagai Sumber)

Komentar

Sehat Terkini

Terpopuler