Sabtu, 14 Desember 2024

Hati-Hati, Depresi yang Tidak Diobati Bisa Bikin Sulit Hamil

Dani Agus
Minggu, 5 November 2023 23:21:00
Hati-Hati, Depresi yang Tidak Diobati Bisa Bikin Sulit Hamil
Ilustrasi orang depresi. (freepik.com)

Murianews, Kudus – Depresi adalah kelainan suasana hati yang menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat terus-menerus. Depresi biasanya akan memengaruhi seseorang dalam berpikir dan berperilaku, serta dapat memicu berbagai masalah fisik maupun emosional.

Depresi ini bisa dialami oleh siapa saja dan dari beragam usia maupun jenis pekerjaan. Meski demikian, seseorang yang mengalami depresi bukan berarti sosok yang lemah. Sebab depresi merupakan suatu penyakit yang dapat disembuhkan.

Depresi bukan tidak mungkin bagi gejala depresi seseorang pada akhirnya memengaruhi keharmonisan hubungannya dengan pasangan. Bahkan depresi berat telah dikaitkan dengan ketidaksuburan sehingga menjadi penyebab susah hamil. Apa alasannya? Berikut penjelasannya, dilansir dari Hellosehat, Minggu (5/11/2023).

Penelitian menunjukkan bahwa stres berat atau depresi yang tidak ditangani dapat mengganggu proses ovulasi normal bagi wanita. Stres yang terjadi dapat menekan hormon luteinizing yang dibutuhkan untuk terjadinya ovulasi. Sedangkan bagi pria, stres dilaporkan dapat menurunkan kualitas sperma.

Satu studi terhadap 80 pasangan di Turki menunjukkan adanya pengaruh nyata antara keparahan gejala depresi dan jumlah sel telur dalam tubuh pasangan wanita. Hasilnya, semakin tinggi tingkat depresi yang dialami pasangan wanita, semakin rendah pula jumlah sel telurnya. Gerak sperma juga dilaporkan melambat bersamaan dengan tingkat depresi yang lebih tinggi pada pasangan pria.

Masalah kesuburan dilaporkan memengaruhi sekitar 10-15 persen pasangan usia subur. Namun, kebenaran depresi menjadi penyebab seseorang susah hamil atau ketidaksuburan masih terus diperdebatkan.

Pasalnya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa peluang seseorang menjadi tidak subur hanya dari stres dan beban mental saja relatif jarang terjadi dan hampir selalu kecil hasilnya. Para peneliti tidak menemukan adanya hubungan antara kadar hormon kortisol dengan kehamilan.

Gaya hidup tidak sehat akibat depresi yang berpeluang besar jadi penyebab susah hamil

Beberapa pakar berpendapat bahwa gejala depresi itu sendiri bukanlah penyebab utama dan langsung dari ketidaksuburan. Mereka percaya, justru kebiasaan buruk yang muncul akibat depresi itulah yang jadi penyebab susah hamil.

Memang, gejala depresi pada umumnya dapat menurunkan nafsu makan sehingga Anda menjadi sangat kurus, atau karena membuat Anda menjadi merokok atau minum alkohol untuk mengurangi stres. Memiliki berat badan rendah (underweight), merokok, dan alkohol telah dibuktikan dapat mengancam peluang Anda untuk cepat hamil. Ditambah lagi, orang yang stres biasanya enggan atau lebih jarang berhubungan seks.

Wanita yang sedang menjalani progam hamil malah lebih rentan terkena depresi

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien wanita yang sedang melakukan program hamil dapat mengalami tingkat stres, depresi, dan kecemasan yang tinggi ketika dihadapkan dengan tekanan sosial “Kapan isi?”.

Risiko depresi dari program hamil ini terutama lebih memengaruhi pasangan yang berusia di atas 30 tahun saat sedang mencoba hamil, orang yang tingkat pendidikannya rendah, dan pasangan yang kurang banyak beraktivitas fisik.

Peningkatan risiko mengembangkan gejala depresi dan gangguan kecemasan juga ditemukan lebih tinggi pada wanita yang sedang mencoba hamil lewat program bayi tabung (IVF/In Vitro Fertilization).

Gejala depresi harus ditangani sedini mungkin sebelum merencanakan hamil

Bagi banyak pasangan yang mencoba hamil, sulit untuk menentukan penyebab masalah kesuburannya, termasuk menentukan apakah karena depresi atau bukan.

Tapi entah itu depresi dapat menyebabkan ketidaksuburan atau masalah kesuburan yang menyebabkan depresi, yang paling penting adalah mencegah dan/atau mengatasi gejala depresi Anda secepat mungkin.

Cara terbaik untuk mengatasi depresi adalah dengan memprioritaskan kesehatan Anda sendiri terlebih dulu. Misalnya dengan konsultasi ke psikolog atau dokter, serta menjalani gaya hidup sehat.

Selain itu, Anda juga tidak perlu memaksakan diri untuk cepat-cepat hamil karena tuntutan orang lain saat Anda merasa stres berat atau terdiagnosis depresi. Perlakukan semua komentar “Sudah isi belum?” sebagai angin lalu. Tanpa disadari, pertanyaan iseng bertubi-tubi bagi pasutri untuk cepat punya anak bisa memicu trauma psikologis tertentu, yang dapat memperburuk gejala depresi.

Komentar