Mengenal Cat Calling dan Dampaknya pada Kesehatan Mental

Dani Agus
Selasa, 26 Desember 2023 09:34:00

Murianews, Kudus – Tindakan cat calling selama ini sudah sering dilakukan banyak orang. Namun, mereka tidak menyadari jika sudah melakukan cat calling.
Istilah cat calling ini memang masih terasa asing bagi banyak orang. Tindakan ini berupa teriakan atau sapaan pada seseorang secara eksplisit yang membuat rasa tidak nyaman, terutama bagi perempuan.
Cat calling dapat berujung pada penyerangan fisik atau kekerasan seksual. Terutama jika seseorang mencoba untuk menghadapi atau mengabaikan orang yang melakukannya.
Lantas, apa itu cat calling? Berikut penjelasannya, dilansir dari Halodoc, Selasa (26/12/2023).
Mengutip Talking Mental Health, cat calling adalah salah satu bentuk pelecehan di jalanan yang seringkali berupa komentar seksual yang tidak diinginkan, gerakan provokatif, dan klakson mobil.
Meskipun tindakan ini sering diabaikan, disepelekan, dan dinormalisasi, tindakan-tindakan tersebut menyebabkan rasa tidak nyaman atau penderitaan yang besar bagi para korban, yang sebagian besar adalah perempuan.
Umumnya, penampilan fisik wanita menjadi sasaran objek pelaku cat calling. Ketika cat calling terjadi, seringkali pelaku berkeinginan untuk menarik perempuan tersebut dan merendahkannya.
Memberi perhatian pada tubuh seolah-olah itu hanya sebuah objek estetika atau kualitas seksual, berarti merendahkan seseorang. Hal ini kemudian memosisikan harga diri pelaku seolah lebih tinggi.
Contoh Tindakan Cat calling
Cat calling merupakan sebuah bentuk pelecehan seksual yang seringkali korbannya adalah wanita atau remaja perempuan.
Ada dua jenis cat calling, yaitu:
1. Cat calling verbal: Pelaku memberikan siulan atau komentar tentang penampilan korban.
1. Cat calling nonverbal: Pelaku menggunakan gestur fisik untuk memberikan penilaian terhadap penampilan korban.
Beberapa contoh cat calling meliputi:
1. Orang asing yang memanggil orang lain di trotoar atau jalanan, atau mungkin mendekati seseorang untuk mengatakan harus lebih banyak tersenyum.
2. Orang asing yang berteriak dan menanyakan usia kamu dan mengantisipasi kamu berusia 18 tahun.
3. Menghalangi jalan kamu untuk menatap mata dan berkata, “Hai cewek, cantik banget kayak artis!”
4. Memperlambat mobil untuk membunyikan klakson, bersiul, dan menghina atau ”memuji” kamu.
5. Pernyataan keinginan untuk mengantar kamu pulang dan “melakukan sesuatu” kepada atau bersama kamu.
6. Pelecehan jalanan, seperti bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender lainnya, bertujuan untuk menegaskan kekuasaan dan kendali atas seseorang.
Dampak Cat Calling pada Kesehatan Mental
Awalnya, pelaku menganggap cat calling candaan untuk menarik perhatian korban. Padahal, banyak yang tidak menyadari jika tindakan tersebut bisa memberikan dampak trauma pada korban.
Sebagian besar dampak terkait cat calling kemungkinan berasal dari pengetahuian bahwa perilaku ini dapat meningkat menjadi sesuatu yang lebih berbahaya.
Ketakutan akan kekerasan dari laki-laki bahkan menyebabkan perempuan menghindari wilayah geografis tertentu, sehingga membatasi pergerakan dan peluang mereka.
Dampak perilaku cat calling pada kesehatan mental korban yaitu:
1. Tidak merasa aman dan nyaman.
2. Pergerakan di ruang publik terasa terbatas.
3. Merasa malu dan tidak percaya diri.
4. Mengganggu kesehatan mental lainnya.
5. Seringkali sangat sulit untuk menanggapi cat calling. Banyak korban menggambarkan perasaan yang tidak berdaya atau beku.
Lantas, Bagaimana Menyikapi Pelaku Cat calling?
Sebenarnya kamu bisa menggunakan cara-cara kreatif untuk membungkam pelaku.Misalnya, mengeluarkan amarah secara halus maupun kemarahan yang apa adanya atau mendokumentasikannya.
Itulah yang perlu kamu ketahui tentang cat calling dan dampaknya pada kesehatan mental.