Janggan Anggap Remeh Penyakit Rabies, Ini Penyebab dan Gejalanya

Dani Agus
Sabtu, 28 September 2024 01:03:00

Murianews, Kudus – Rabies merupakan salah satu penyakit mematikan yang dapat menular dari hewan ke manusia. Setiap tahun, hampir 59.000 orang meninggal dunia akibat rabies, dengan 95 persen kematian terjadi di Asia dan Afrika.
Sekitar 99 persen kematian disebabkan oleh gigitan anjing terinfeksi dan sekitar 40 persen orang yang digigit anjing terduga rabies merupakan anak berusia di bawah 15 tahun.
Walaupun demikian, rabies dapat dicegah dengan pemberian vaksin pada hewan penular rabies (HPR) dan pemberian serum antirabies pada orang yang digigit anjing terduga rabies.
Sejauh ini, barangkali masih belum banyak yang paham mengenai penyakit rabies ini. Mendengar rabies, kebanyakan orang akan berpikiran tentang gigitan anjing.
Perlu diketahui, penyakit rabies ini jangan dianggap remeh. Sebab, jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat bisa mengancam keselamatan jiwa.
Lantas, apa itu rabies? Melansir dari Hellosehat, rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit infeksi virus yang menyerang sistem saraf dan disebabkan oleh virus rabies. Seseorang dapat terkena penyakit ini apabila tergigit oleh binatang yang terinfeksi virus tersebut.
Umumnya, virus rabies ditemukan pada hewan liar. Beberapa hewan liar yang menyebarkan virus tersebut adalah sigung, rakun, kelelawar, dan rubah. Namun, di beberapa negara, masih banyak binatang peliharaan yang membawa virus tersebut, termasuk kucing dan anjing.
Bila seseorang yang terserang virus ini mulai mengalami berbagai gejala, kemungkinan telah terjadi kerusakan pada sistem saraf pusat dan otaknya.
Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, Anda dan binatang peliharaan Anda harus melakukan vaksinasi. Selain itu, apabila Anda digigit binatang yang berpotensi terinfeksi virus, segera periksakan diri ke dokter sebelum muncul gejala apapun.
Seberapa umumkah rabies?
Rabies adalah penyakit yang cukup umum terjadi di beberapa negara. Setiap tahunnya, penyakit ini menjadi penyebab sekitar 59.000 kematian.
Meskipun telah banyak dilakukan program vaksin rabies, terutama untuk anjing-anjing liar, masih banyak sekali kasus yang terjadi akibat gigitan anjing. Menurut WHO, sebanyak lebih dari 90 persen kasus rabies terjadi karena gigitan anjing yang terinfeksi virus.
Angka kematian akibat penyakit ini terjadi paling banyak di negara-negara yang tidak memiliki fasilitas kesehatan memadai, terutama di Asia dan Afrika. Selain itu, kurangnya sosialisasi akan bahaya rabies serta pencegahannya juga memengaruhi tingginya angka kasus penyakit ini.
Penyakit ini dapat terjadi pada semua usia, namun kasus kejadiannya paling banyak ditemukan pada anak-anak berusia 15 tahun ke bawah. Persentase kejadiannya adalah sekitar 40 persen.
Di samping itu, yang termasuk dalam kelompok dengan risiko tinggi yaitu anak-anak yang tinggal di daerah yang rawan terhadap infeksi gigitan binatang, dan orang yang bepergian ke daerah-daerah terpencil di mana kondisi kesehatan masih belum berkembang.
Penyakit ini dapat dicegah dengan cara mengenali faktor-faktor risiko yang dapat dihindari. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter Anda.
Penyebab rabies
Penyebab penyakit rabies adalah virus yang bernama lyssavirus pada air liur hewan yang telah terinfeksi. Hewan yang telah terinfeksi dapat menyebarkan virus rabies ini dengan menggigit hewan lain atau manusia.
Pada kasus yang jarang terjadi, penyakit ini dapat menyebar saat air liur yang terinfeksi masuk ke dalam luka terbuka atau membran mukosa, seperti mulut atau mata. Ini dapat terjadi apabila hewan yang terinfeksi menjilat luka terbuka Anda.
Tanda-tanda dan gejala rabies
Pada umumnya, tanda-tanda dan gejala rabies muncul secara bertahap. Masa inkubasi infeksi virus ini yaitu jangka waktu dari penularan virus hingga munculnya gejala pertama rata-rata berlangsung selama 35 hingga 65 hari.
Ketika gejala telah muncul, biasanya penyakit rabies sudah tergolong fatal. Oleh karena itu, segera cari pertolongan medis apabila tergigit binatang tanpa perlu menunggu munculnya gejala.
Ketika mulai merasa sakit, infeksi virus rabies akan mulai menimbulkan gejala seperti:
1. Demam mencapai 38 derajat Celcius atau lebih
2. Sakit kepala
3. Kecemasan
4. Merasa tubuh tidak sehat secara keseluruhan
5. Sakit tenggorokan
6. Batuk
7. Mual disertai muntah
8. Kehilangan nafsu makan
9. Rasa sakit atau mati rasa di area yang digigit
10. Merasa kebingungan, resah, dan gelisah
11. Lebih agresif dan hiperaktif
12. Kejang otot dan kelumpuhan mungkin terjadi
13. Bernapas berlebihan (hiperventilasi), terkadang kesulitan bernapas
14. Memproduksi lebih banyak air liur
15. Takut dengan air (hydrophobia)
16. Kesulitan menelan
17. Berhalusinasi, bermimpi buruk, dan insomnia
18. Gangguan ereksi pada pria
19. Sensitif terhadap cahaya (photophobia)
Gejala awal dapat berlangsung selama 2 hingga 10 hari. Seiring dengan berjalannya waktu, gejala akan bertambah parah.
Pada tahap berikutnya, penderita mulai merasakan gangguan sistem saraf yang akut. Seiring dengan berjalannya waktu, penderita akan mengalami kesulitan bernapas yang cukup parah.
Apabila penyakit ini tidak segera diobati setelah digigit, penderita hampir selalu akan memasuki fase koma.
Kemungkinan ada beberapa tanda atau gejala yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda mempunyai kekhawatiran mengenai suatu gejala, konsultasikanlah pada dokter.
Kapan harus menemui dokter?
Segeralah cari pertolongan medis apabila Anda digigit oleh hewan apapun, termasuk hewan peliharaan.
Tergantung dari cedera dan situasi saat gigitan terjadi, Anda dan dokter dapat memutuskan apabila harus menerima pengobatan untuk mencegah penyakit rabies.
Meskipun Anda tidak yakin telah tergigit dan mengalami gejala seperti yang disebutkan, segera carilah pertolongan medis.
Namun, tubuh setiap penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, segera cari pertolongan medis terdekat.