Kamis, 22 Mei 2025

Murianews, Kudus – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus mencatat kasus stunting di Kota Kretek naik sebanyak 254 kasus dibandingkan tahun lalu. Saat ini kasus stunting yang telah dihadapi  terdapat 2.367 kasus. Sementara tahun 2023 lalu hanya ada 2.113 kasus.

Kabid Kesehatan Masyarakat DKK Kudus Nuryanto mengatakan, ada berbagai faktor yang melatarbelakangi peningkatan kasus stunting. Mulai dari pertumbuhan kronis, asupan gizi yang kurang baik, pola asuh yang tidak benar, terpapar penyakit menular, dan lainnya. 

”Biasanya setelah lahir terinfeksi penyakit menular seperti diare atau TBC sehingga berdampak pada menurunnya berat badan balita dan anak” katanya kepada Murianews.com, Kamis (29/8/2024).

Pihaknya menyarankan agar ibu-ibu yang memiliki balita untuk berkunjung ke Posyandu. Tujuannya melakukan penimbangan berat badan, tinggi badan dan konsultasi tentang stunting.

”Datang ke Posyandu untuk skrining deteksi dini stunting sekaligus mengecek apabila ada penyebab terganggunya pertumbuhan balita,” sambungnya.

Pihaknya berupaya untuk mengatasi stunting dari hulu hingga hilir. Salah satunya dengan melakukan skrining anemia terhadap remaja perempuan serta memberikan tablet tambah darah bagi remaja putri yang mengalami anemia. 

”Tablet tambah darah ini bisa didapatkan di puskesmas secara gratis,” terangnya.

Lebih lanjut, ia juga menyarankan ibu hamil untuk memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit selama enam kali dalam sembilan bulan. Pemeriksaan meliputi skrining, cek laborat, pemeriksaan kesehatan janin dan lainnya.

Pihaknya pun bertekad, 2.367 kasus stunting di tahun ini bisa tertangani maksimal hingga nihil kasus. Pihaknya menyarankan agar ibu yang memiliki balita untuk dapat mengubah pola asuh.

”Pola asuh inilah yang terkadang diabaikan. Biasanya ibu dari balitanya sibuk bekerja kemudian anak dititipkan ke neneknya. Namun, asupan gizinya tidak diperhatikan dengan baik,” imbuhnya.

Editor: Supriyadi 

Komentar

Sehat Terkini

Terpopuler