Kamis, 20 November 2025


Penelitian itu untuk mengetahui lebih lanjut apakah penggunaan pemanis buatan berbahaya? Berapa ambang batas penggunaannya? Hingga apakah berisiko kanker bagi manusia.

Dalam rilisnya, WHO menyebut, pemanis buatan telah banyak digunakan sejak 1980an. Pemanis buatan ini biasa disajikan untuk gula di atas meja, minuman diet coke, es krim, hingga obat-obatan.

Evaluasi penggunaan pemanis buatan ini bakal dilakukan oleh dua kelompok kerja, yakni IARC dan JECFA. Hasil studi evaluasi yang dilakukan nantinya akan saling melengkapi.

’’Kedua evaluasi tersebut saling melengkapi. Kelompok Kerja Monografi IARC menilai potensi bahaya karsinogenik aspartam pada 6–13 Juni 2023, sementara JECFA melakukan penilaian risiko antara 27 Juni dan 6 Juli 2023, termasuk tinjauan asupan harian yang dapat diterima dan penilaian paparan makanan untuk aspartame,’’ tulis WHO.

Baca: Bisa Ngontrol Gula Darah, Penderita Diabetes Bisa Coba Makanan Ini

Dengan penelitian itu, tentunya akan terungkap, pemanis buatan mungkin berisiko menyebabkan kanker pada manusia dan pemanis buatan berisiko menyebabkan kanker bagi manusia.

Melansir The Guardian, Sabtu (1/7/2023), juru bicara IARC mengatakan, IARC telah menilai efek kanker atau karsinogenik pada aspartam, pemanis buata. Bahkan telah diidentifikasi pada kategori bahaya.

’’Menyusul ini, komite ahli gabungan FAO/WHO akan memperbaharui panduan pemanis buatan aspartame terkait risiko, asupan harian yang bisa diterima. Hasil dari kedua evaluasi ini akan diumumkan bersama-sama pada 14 Juli 2023,’’ ujarnya.Tentunya, penelitian ini akan menimbulkan kotroversi. Sebab, penggunaan pemanis pada makanan sangat sulit untuk dihindari.Meski belum dipublikasi resmi, indusri makanan sudah menyampaikan reaksi tidak setuju terhadap laporan tersebut, karena pemanis buatan sudah diteliti dan terbukti berdasarkan sejarah.Baca: Jangan Sampai Obesitas Mampir di Hidupmu, Ini Bahayanya’’Aspartame adalah salah satu bahan yang paling banyak diteliti dalam sejarah. Dengan lebih dari 90 lembaga keamanan pangan di seluruh dunia menyatakan aman, termasuk Otoritas Keamanan Pangan Eropa, yang melakukan evaluasi keamanan aspartam paling komprehensif hingga saat ini,’’ ungkap Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemanis Internasional, Frances Hunt-Wood.Di sisi lain, Direktur eksekutif International Council of Beverages Associations, Kate Loatman juga menyatakan informasi tersebut menyesatkan konsumen, karena mendorong konsumsi gula lebih banyak daripada memilih opsi tanpa gula atau rendah gula yang aman.Adapun bukti pemanis buatan aspartame berisiko kanker, berdasarkan studi di Prancis yang melibatkan 100.000 orang dewasa tahun lalu, menunjukan bahwa mereka yang mengonsumsi pemanis buatan lebih banyak punya risiko kanker lebih tinggi.Ada juga Institut Rammazzini di Italia, awal tahun 2000-an melaporkan tikus terkena kanker terkait dengan pemanis buatan.

Baca Juga

Komentar

Sehat Terkini

Terpopuler