Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Keracunan makanan bisa dialami pada siapa saja dan di mana saja. Sebab, kita tak bisa mengontrol kandungan setiap makanan, terutama makanan yang dibeli atau didapat dari pasaran.

Kondisi itu pun menyulitkan kita untuk melakukan pencegahan lebih awal. Untuk itu, perlu kita pahami bagaimana pertolongan pertama pada keracunan makanan.

Namun, sebelumnya kita perlu memahami penyebab dan gejala dari keracunan makanan. Keracunan makanan biasanya dialami karena seseorang mengonsumsi makanan yang sudah basi atau kelewat kedaluwarsa.

Makanan yang dibuat dari bahan atau zat yang tidak semestinya, seperti pewarna tekstil atau pengawet seperti formalin dan boraks bisa jadi pemicu keracunan makanan.

Proses pembuatan makanan yang tidak higienis, seperti bahan-bahan yang tidak dicuci bersih atau dihilangkan zat-zat berbahayanya, alat makan yang tidak higienis, juga bisa menjadi penyebab keracunan makanan.

Melansir dari laman Rumah Sakit Siloam, Senin (11/9/2023), keracunan makanan umumya disebabkan kuman (bakteri, jamur, parasite, atau virus) yang ikut tertelan bersamaan dengan makanan.

Kuman penyebab keracunan itu umumnya membutuhkan waktu lama untuk berkembang biak di dalam tubuh. Akibatnya, terkadang gejala tidak langsung muncul dan penyakit ini sulit dideteksi sejak dini.

Gejala pada keracunan makanan biasanya mual dan muntah, diare yang kemungkinan disertai darah jika penyebabnya adalah bakteri EHEC atau Campylobacter, dehidrasi, nyeri kepala, nyeri dan kram perut, biasanya terjadi 12–72 jam setelah makan.

Untuk mencegahnya keracunan makanan, kamu bisa memeriksa keterangan tanggal kedaluarsa pada kemasan makanan dan memastikan makanan yang dikonsumsi terjamin kebersihannya.

Sementara, apabila ditemui gejala segera lakukan pertolongan pertama dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis. Ada pun pertolongan pertama pada keracunan makanan yakni sebagai berikut:

1. Minum Air Putih atau Cairan Elektrolit

Gejala mual dan muntah disertai diare dalam waktu lama menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi. Penderita pun disarankan tetap mengonsumsi air mineral atau cairan elektrolit sedikit demi sedikit. Ini guna menjaga keseimbangan cairan tubuhnya dan berguna juga membuang racun di dalam tubuh.

2. Muntah dalam Posisi yang Tepat

Saat mual atau muntah, penderita disarankan duduk dalam posisi tegak. Ini bertujuan untuk mencegah cairan muntahan masuk ke dalam saluran pernapasan yang berisiko menyebabkan penderita mengalami gangguan pernapasan.

Saat muntah, posisikan kepala sedikit menunduk agar makanan tidak kembali turun ke tenggorokan untuk mencegah risiko tersedak.

3. Konsumsi Makanan yang Tepat

Batasi asupan makanan sampai gejala keracunan mereda. Setelah mereda, penderita disarankan mengonsumsi makanan rendah lemak yang mudah dicerna. Pisang, madu, bubur, dan kentang bisa menjadi pilihan untuk memulihkan tubuh setelah mual dan muntah.

Hindari minuman beralkohol, kafein, susu, makanan pedas, berminyak, atau makanan dan minuman asam untuk sementara waktu karena berisiko memperburuk gejala keracunan.

4. Minum Air Jahe

Pertolongan pertama keracunan makanan basi atau makanan tidak higienis juga bisa dilakukan dengan mengonsumsi air jahe. Air jahe diketahui dapat membantu meredakan gejala keracunan seperti mual dan nyeri perut.

Selain itu, air rebusan jahe juga dapat memberi efek menenangkan pada saluran pencernaan sehingga cukup baik dikonsumsi oleh penderita gangguan pencernaan lainnya.

5. Hindari Mengonsumsi Obat Tanpa Resep Dokter

Nah, saat muntah dan diare akibat keracunan makanan jangan asal mengonsumsi obat anti diare. Apalagi mengonsumsinya tanpa resep dokter. Sebab, itu berpotensi memperburuk gejala keracunan.

6. Istirahat yang Cukup

Ketika gejala keracunan makanan sudah mulai mereda, istirahatlah yang cukup agar tubuh pulih secara sepenuhnya. Jangan buru-buru beraktivitas ya.

7. Segera Periksa ke Dokter

Namun, apabila penderita keracunan makanan tak kunjung membaik, segera rujuk ke puskesmas, klinik, atau rumah sakit terdekat. Penanganan dari dokter dibutuhkan cepat bila penderita mengalami satu atau lebih dari gejala berikut ini:

- Muntah berkelanjutan dan kesulitan untuk mengonsumsi makanan serta minuman.
- Muntah disertai darah atau BAB berdarah.
- Nyeri perut hebat.
- Diare tak kunjung berhenti setelah tiga hari.
- Mengalami gejala dehidrasi, seperti mulut kering, haus berlebihan, nyeri kepala, dan sulit BAB.
- Mengalami gejala neurologi, seperti kesemutan, kelemahan otot, atau penglihatan kabur.

Pada beberapa kasus yang parah, keracunan makanan bahkan dapat menyebabkan penderitanya kejang hingga sesak napas. Karena itu, apabila kamu ataupun orang terdekat mengalami beberapa gejala di atas, segera kunjungi puskesmas, klinik, atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dari dokter.

Komentar

Sehat Terkini

Terpopuler