Mata Minus Anak Tidak Boleh Dioperasi Lasik, Ini Penjelasannya

Zulkifli Fahmi
Jumat, 16 Februari 2024 20:42:00

Murianews, Kudus – Kasus mata minus atau rabun jauh dialami juga oleh anak-anak. Kondisi ini bisa terjadi akibat faktor keturunan atau memang karena otot lensa mata sudah tak bisa bekerja maksimal.
Kondisi mata mengalami rabun jauh atau miopi ini tentunya sangat mengganggu proses belajar atau aktivitasnya di sekolah. Menggunakan kacamata menjadi salah satu untuk membantu aktivitasnya.
Selain menggunakan kacamata, operasi lasik juga diperlukan untuk mengembalikan kondisi mata penderita miopi. Tapi, apa boleh anak-anak menjalani operasi lasik?
Perlu diketahui operasi lasik atau Laser-Assisted In Situ Keratomileusis merupakan prosedur bedah yang populer untuk memperbaiki penglihatan mata yang buruk.
Dalam praktiknya, laser digunakan untuk mengubah bentuk kornea mata, sehingga cahaya dapat difokuskan secara akurat pada retina.
Namun, tindakan itu tidak bisa dilakukan pada seseorang yang belum berusia 18 tahun. Itu karena pertumbuhan anak masih terjadi, termasuk pada lingkar bola matanya.
”Lasik baru bisa dilakukan umur 18 tahun ke atas, jadi tidak bisa dilakukan pada remaja. Jadi misalnya dioperasi lasik usia 12 tahun, pasti minusnya akan tambah lagi,” kata dokter spesialis mata Prof Tjahjono D Gondhowiardjo, dikutip dari Suara.com, Jumat (16/2/2024).
Pria yang juga menjadi Direktur Pengembangan dan Pendidikan JEC Group justru menyarankan agar penderita mata minus melakukan tindakan memperlambat pertumbuhan minus atau ketebalan kacamata, dengan orthokeratology.
Orthokeratology adalah penggunaan lensa kontak rigid gas permeable yang didesain khusus untuk digunakan pada malam hari saat tidur.
Pengunaan Orthokeratology bertujuan untuk membentuk ulang permukaan kornea, sehingga dapat menghilangkan kelainan refraksi (mata minus dan silinder) dan menghambat kenaikan minus pada anak yang minusnya cepat bertambah.
”Kita ada pelayanan myopia control care. Jadi nantinya alat ini sejenis kontak lens di malam hari saat tertidur, diharapkan pertumbuhan minus bola mata terhambat. Tapi ini sifatnya sementara, tapi jika terlalu lama tidak dipakai orthoke-nya tidak dipakai lagi,” papar dia.
Hal senada juga diungkapkan Direktur RS Mata JEC-Orbita @Makassar, dokter spesialis mata Mirella Afifudin. Ia mengatakan, mata anak berbeda dengan orang dewasa.
Maka, maka diperlukan dokter mata spesialis pediatrik kardiologi anak yang secara khusus mampu memantau pertumbuhan mata sebelum usia 18 tahun.
Lebih lanjut, Tjahjono mengatakan, meski sudah menjalani operasi lasik, bukan berarti semua kelainan refraksi mata bisa dihindari.
”Jadi setelah operasi tidak ada kelainan refraksi miopia, ya sudah stop pakai kacamata. Tapi jika operasinya waktu usia muda (di atas 18 tahun) itu hanya lasik minus, karena silinder dan plusnya belum muncul. Kemungkinan, di usia 40 tahunan plus dan silindernya bakal muncul,” paparnya.