Selasa, 20 Mei 2025

Murianews, Jakarta – Memahami fase klinis Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi kunci untuk menyelamatkan nyawa penderitanya. Itu diungkapkan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) dr Soroy Lardo, Selasa (16/7/2024).

Menurutnya, masyarakat perlu memahami fase klinis DBD itu agar inveksi virus tidak menyebabkan perubahan imunitas dan dapat menyelamatkan nyawa pasien.

’’Demam berdarah ini paling penting memahami fase perjalanan klinisnya,’’ kata Soroy, dikutip dari Antara.

Di kesempatan itu, ia mengatakan ada tiga fase klinis DBD yang harus dipahami masyarakat. Ketiga fase itu yakni fase demam, fase kritis, dan fase recovery.

’’Jadi masyarakat memahami kapan dia bisa kelola di rumah dan kapan harus dibawa berobat,’’ kata Soroy.

Dengan memahami tiga fase klinis DBD ini, orang tua tidak lagi terlambat membawa anaknya berobat ke rumah sakit serta dapat menurunkan angka kematian yang acap kali diakibatkan kurangnya pemahaman tentang DBD.

Soroy menjelaskan, fase pertama atau fase demam terjadi pada satu sampai tiga hari. Saat itu pasien demam karena kadar virus dalam darah cukup tinggi. Virus akan mengeluarkan zat ositokin sehingga membuat pasien demam.

Di fase ini, metabolisme tubuh akan meningkat dan menyebabkan kebutuhan cairan menjadi sangat tinggi. Untuk itu, sangat diperlukan hidrasi dan pemberian obat penurun demam.

Setelah hari keempat dan kelima, pasien DBD akan memasuki fase kritis. Artinya, ada proses infeksi virus di pembuluh darah dan menyebabkan pembuluh darah menjadi bocor. Situasi ini bisa menimbulkan pasien shock dan dapat menyebabkan kematian.

Potensi pendarahan ini bisa berakibat pada gangguan organ seperti ke paru-paru, rongga perut dan lainnya. Infeksi virus ini juga dapat menyebabkan gejala bola mata, nyeri tulang belakang, nyeri sendi hingga gangguan pencernaan.

’’Masa kritis ini yang berbahaya, karena pada saat itu akan terjadi kebocoran pembuluh darah, dan kalau dilewati fase kritis akan terjadi fase recovery, jadi virus di dalam tubuhnya akan menurun drastis, sistem respon imun akan membaik ini akan recovery,’’ katanya​​​​​​​.

Soroy menyarankan, agar membawa pasien ke rumah sakit saat demam di hari pertama. Ini dilakukan agar pasien dapat dirawat.

Langkah ini juga agar pasien dapat menjalani tes NS1 di laboratorium untuk melihat potensi adanya virus dengue dalam darah. Penurunan trombosit juga pasti terjadi maka perawatan lebih awal sangat diperlukan.

Jika perawatan dilakukan pada fase kritis maka akan membuat kondisi pasien lebih cepat menurun dan dokter akan berusaha ekstra keras untuk menyeimbangkan kondisi agar tidak jatuh pada kondisi syok.

’’Istirahat jadi kunci utamanya, kalau memungkinkan dari puskesmas terdekat itu kan punya laboratorium pemeriksaan darah lengkap sederhana itu bisa dicek trombositnya berapa. Kalau masih tinggi mungkin bisa dengan pemantauan ketat dari Puskesmas dengan kecukupan cairan yang memadai sesuai berat badan.’’ kata dokter yang juga dosen di UPN Veteran Jakarta.​​​​​​​

Soroy mengatakan peran nutrisi sangat diperlukan dalam upaya penyembuhan DBD. Selain cairan dan elektrolit, pasien dapat mengonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C dan Madu.

Untuk mencegah meningkatnya infeksi demam berdarah dengue adalah dengan mendapatkan vaksinasi DBD yang diberikan 3-6 bulan setelah terinfeksi yang dapat diberikan dari usia enam hingga 45 tahun dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Komentar

Sehat Terkini

Terpopuler