IDAI Sarankan Ortu Tak Sediakan Makanan Olahan Ultra untuk Anak

Zulkifli Fahmi
Rabu, 17 Juli 2024 14:37:00

Murianews, Jakarta – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sarankan para orang tua untuk tidak menyediakan makanan olahan ultra (ultra processed food) maupun junk food pada anak.
Upaya itu dilakukan guna menghindarkan anak pada masalah kesehatan di kemudian hari. Pernyataan itu disampaikan Ketua IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso.
’’Secara umum anak-anak sehat jauh lebih baik tidak mengkonsumsi ultra proses food maupun junk food, keduanya tidak baik bagi kesehatan anak-anak yang sehat,’’ kata Piprim seperti dikutip dari Antara, Rabu (17/7/2024).
Dokter yang praktek di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu mengatakan makanan olahan ultra memiliki kandungan yang minim serat, namun sangat tinggi kalori dan gula. Kandungan ini membuat indeks glikemik pada tubuh meningkat.
Kondisi itu membuat tubuh langsung mengubah makanan tersebut menjadi gula. Nah, gula dalam tubuh yang berlebih inilah yang menyebabkan potensi adiktif. Anak pun menjadi ketergantungan makanan olahan.
Selain itu, makanan olahan ultra memiliki rasa yang sangat lezat sehingga menyebabkan palet rasa anak menjadi terlalu tinggi. Itu membuat anak tidak mengenal rasa makanan yang asli.
Menurutnya, anak yang kecanduan makanan olahan berpotensi menderita beragam penyakit metabolik, seperti obesitas, dislipidemia (kolesterol tinggi) hingga hipertensi.
’’Kalau anak kita mengonsumsi (ultra processed food) di pasaran bebas ini akan sangat adiktif dan over konsumsi, sehingga akibatnya akan menjadi over kalori, obesitas dan seterusnya,’’ katanya.
Dibandingkan makanan olahan, ia lebih menganjurkan para orang tua untuk memberikan makanan asli pada anak, seperti buah utuh dan bukan jus buah dalam kemasan.
Selain itu, penting juga untuk memberikan kalori pada anak dengan jumlah yang cukup. Itu bisa didapatkan dari makanan alami seperti daging merah atau daging unggas.
Ia juga menyarankan orang tua untuk tidak menyediakan makanan olahan dan lebih sering untuk menyajikan makanan rumahan yang dimasak sendiri. Tujannya, agar anak tidak terbiasa mengonsumsinya makanan olahan tersebut.
’’Membatasi sedemikian rupa supaya di rumah atau di lemari es tidak disiapkan aneka makanan yang berupa UPF, kedua siapkanlah makanan alamiah di lemari es atau di lemari berupa buah, sayuran, telur, ikan, itu aneka olahan real food insya Allah lebih baik,’’ katanya.