Bila dilihat dari gejalanya, memang hampir mirip, yakni batuk terus-terusan dan susah menelan seperti halnya penderita radang tenggorokan.
Namun, LPR kondisinya lebih buruk. Sebab, asam lambung naik hingga mencapai belakang saluran napas atas atau hidung.
Murianews, Kudus – Laryngopharyngeal reflux atau LPR kerap kali disamakan dengan Gastroesophageal Reflux Disease atau GERD. Padahal keduanya merupakan hal yang berbeda.
Bila dilihat dari gejalanya, memang hampir mirip, yakni batuk terus-terusan dan susah menelan seperti halnya penderita radang tenggorokan.
Melansir dari laman Hellosehat.com, GERD merupakan kondisi naiknya asam lambung hingga mencapai kerongkongan. Kondisi ini memberikan sensasi mulas-mulas dan perih panas di dada.
Namun, LPR kondisinya lebih buruk. Sebab, asam lambung naik hingga mencapai belakang saluran napas atas atau hidung.
Penyebab LPR
Melansir dari emc.id, LPR disebabkan disfungsi otot sfingter esofagus bagian atas. Otot ini berfungsi untuk mencegah naiknya asam lambung ke tenggorokan.
Kondisi disfungsi sfinger esofagus ini memungkinkan asam lambung naik ke tenggorokan bahkan hingga bagian belakang saluran napas hidung dan menyebabkan iritasi.
Penyebab lainnya yakni, pola makan yang buruk seperti mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat memicu atau memperburuk LPR.
Makanan pedas, berlemak, asam, dan kafein merupakan beberapa makanan yang dapat meningkatkan produksi asam lambung dan merangsang refluks asam.
Kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol juga dapat melemahkan otot sfingter esofagus bagian atas dan meningkatkan produksi asam lambung, yang dapat memperburuk gejala LPR.
Penyebab lainnya, yakni memakai pakaian ketat dan obesitas. Kondisi ini dapat meningkatkan tekanan pada perut sehingga menyebabkan asam lambung lebih mudah naik ke tenggorokan.
Stres yang terus-menerus juga dapat memperburuk gejala LPR. Sebab, kondisi ini dapat memicu asam lambung meningkat.
Komplikasi LPR
Silent reflux yang tidak diobati dengan tepat, bisa mengganggu aktivitas harian Anda. Selain gejala yang bertambah parah, timbul masalah kesehatan lainnya seperti berikut:
1. Batuk kronis.
2. Pembengkakan pita suara.
3. Bisul (luka terbuka) pada pita suara.
4. Pembentukan granuloma (massa) di tenggorokan.
5. Memburuknya asma, emfisema, dan bronkitis.
6. Meningkatkan risiko kanker kotak suara.