Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia, dokter spesialis dermatologi dan venereologi Eddy Karta mengatakan, biduran dibagi menjadi dua kelompok, yakni akut dan kronik.
’’Akut apabila timbulnya kurang dari 6 minggu dan kronik bila timbulnya sudah lebih dari 6 minggu,’’ katanya.
Dokter di C(E)K Kulit dan Kelamin Cikajang itu mengatakan, biduran akut sering disebabkan makanan, obat-obatan, gigitan serangga, dan produk kulit.
Sedangkan, biduran kronik dapat lebih kompleks, karena melibatkan faktor keturunan, kelainan autoimun, infeksi tersembunyi, maupun idiopatik, atau bahkan tak terdeteksi penyebabnya.
Menurutnya, musim hujan juga bisa jadi salah satu faktor munculnya biduran. ’’Ya, musim hujan bisa disertai dengan peningkatan kejadian biduran,’’ katanya dikutip dari Antara, Selasa (19/11/2024).
Sementara, dokter spesialis kulit dan kelamin Titi Moertolo menjelaskan, biduran tidak ada kaitannya dengan musim hujan.
’’Biduran itu tidak ada kaitan langsung (dengan musim hujan), tapi berkaitan langsung dengan gaya hidup dan pola makan,’’ kata Titi.
Murianews, Jakarta – Biduran atau urtikaria merupakan penyakit kulit yang menyebabkan gatal-gatal. Ada beberapa faktor yang memengaruhinya, baik cuaca, gigitan serangga, maupun alergi.
Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia, dokter spesialis dermatologi dan venereologi Eddy Karta mengatakan, biduran dibagi menjadi dua kelompok, yakni akut dan kronik.
’’Akut apabila timbulnya kurang dari 6 minggu dan kronik bila timbulnya sudah lebih dari 6 minggu,’’ katanya.
Dokter di C(E)K Kulit dan Kelamin Cikajang itu mengatakan, biduran akut sering disebabkan makanan, obat-obatan, gigitan serangga, dan produk kulit.
Sedangkan, biduran kronik dapat lebih kompleks, karena melibatkan faktor keturunan, kelainan autoimun, infeksi tersembunyi, maupun idiopatik, atau bahkan tak terdeteksi penyebabnya.
Menurutnya, musim hujan juga bisa jadi salah satu faktor munculnya biduran. ’’Ya, musim hujan bisa disertai dengan peningkatan kejadian biduran,’’ katanya dikutip dari Antara, Selasa (19/11/2024).
Sementara, dokter spesialis kulit dan kelamin Titi Moertolo menjelaskan, biduran tidak ada kaitannya dengan musim hujan.
’’Biduran itu tidak ada kaitan langsung (dengan musim hujan), tapi berkaitan langsung dengan gaya hidup dan pola makan,’’ kata Titi.
Penyebab
Eddy menjelaskan, udara dingin atau percikan air hujan menjadi salah satu penyebab utama peningkatan kejadian biduran di musim hujan.
Sebab, udara dingin maupun percikan air hujan yang dingin dapat menyebabkan aktivasi sel mast pada individu yang sensitif.
Faktor lainnya, yakni berkembangnya bakteri dan jamur di kulit karena kelembapan udara di musim hujan. Bila tak rajin membersihkan kulit saat terkena air hujan, biduran menyerang.
Biduran dapat dikategorikan ringan bila reaksi berupa reaksi lokal terhadap alergen yang menempel pada kulit, seperti debu, serangga, udara dingin, dan produk kulit.
Namun, biduran juga bisa berbahaya bila alergi terjadi di saluran napas karena mengakibatkan sulit bernapas, misalnya bibir yang bengkak dan pita suara yang membengkak.
Bila terjadi di sistem kardiovaskular, biduran dapat sebabkan penurunan tekanan darah sampai pasien merasa mau pingsan.
Sementara, dokter spesialis kulit dan kelamin Titi Moertolo mengatakan, faktor utama penyebab biduran disebabkan karena kurang sehatnya gaya hidup maupun pola makan seseorang.
’’Biduran bisa terjadi, misalnya alergi, tapi yang jelas harus dicari dan dihentikan penyebabnya,’’ kata Titi.
Gejala
Adapun gejala biduran yang dirasakan penderitanya di antaranya, peninggian kulit berupa papul atau plakat eritematosa dengan batas jelas dengan ukuran beragam, gatal, serta akan menghilang dalam 24 jam.
Pada kasus biduran kronik, dapat disertai dengan demam, kelelahan, pembesaran kelenjar getah bening, dan penurunan berat badan dapat menjadi gejala kanker darah atau leukemia.
Hal senada juga disampaikan Titi, gejala biduran yakni terdapatnya bintik-bintik, gatal, dan dapat menyebabkan luka saat digaruk.
Oleh karena itu, jika sudah mengalami biduran, Titi mengatakan bahwa hal terpenting yang harus dilakukan adalah mencari faktor penyebabnya terlebih dahulu melalui bantuan dokter.