Terlepas dari sukcita yang muncul dalam momen Iduladha atau Kurban ini, masyarakat hendaknya tetap memperhatikan masalah kesehatan. Terutama berkait dengan masalah kolesterol, jangan sampai daging kurban menjadi penyebabnya.
Bagaimanapun diperlukan kewaspadaan terhadap masalah kesehatan berhubungan dengan kolesterol ini. Sebab daging kurban, seperti kambing, sapi atau kerbau, tetap berpotensi memicu kolesterol tinggi pada tubuh.
Perlu sebuah siasat atau kiat saat menikmati daging kurban agar tetap aman tanpa takut ada masalah kolesterol. Dilansir dari Alodokter, ada beberapa tips yang bisa disimak agar aman, nyaman dan nikmat menyatap daging kurban.
Pada dasarnya, semua makanan yang berasal dari hewan pasti mengandung kolesterol yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun bagi pengidap kolesterol tinggi, tentu saja dianjurkan untuk tidak dalam jumlah terlalu banyak.
Kolesterol memiliki manfaat untuk membangun dinding sel, vitamin, dan menghasilkan berbagai hormon agar tubuh tetap sehat. Di dalam tubuh manusia, ada jenis kolesterol yang dikenal, yaitu:
Masalahnya ada disini. Biasanya mengkonsumsi dagig dalam jumlah banyak akan memicu meningkatnya Kolesterol LDL yang jahat. Jika itu terjadi makan akan terjadi dengan apa yang disebut sebagai gejala aterosklerosis.
Aterosklerosis, dapat dijelaskan sebagai sebuah kondisi dimana ada penumpukan plak (timbunan lemak) yang dapat menghalangi aliran darah. Plak tersebut terdiri dari kolesterol, lemak, kalsium, dan zat lain yang ditemukan dalam darah.
Pada kondisi yang lebih serius, penumpukan lemak tersebut dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi atau stroke. Inilah yang perlu diwaspadai disaat menikmati daging kurban, di momen Iduladha.
Mengutip situs U.S. Department of Agriculture, dalam satu porsi daging kambing yang sudah dimasak setara 100 gram (3,5 ons) mengandung 75 mg kolesterol. Sementara daging sapi (potongan sirloin) mengandung sekitar 92 mg dan daging sapi tanpa lemak mengandung 71 mg kolesterol. Sedangkan daging domba yang sudah diolah mengandung sekitar 97 mg kolesterol.
Dari informasi ini jelas sudah, bahwa semua daging kurban memiliki kandungan kolesterol berbeda-beda. Sehingga saat menikmati daging kurban, semua harus bisa menakar sendiri berapa yang layak dikonsumsi.
Jika Anda memiliki faktor risiko penyakit jantung, sebaiknya batasi menkonsumsi daging, tidal lebih dari 200 mg kolesterol setiap hari. Ini akan membuat anda tetap terhindar dari resiko masalah peningkatan kolesterol.
Murianews, Kudus – Hari Raya Iduladha atau Hari Raya Kurban adalah salah satu momen yang dinanti umat Islam. Pada momen ini masyarakat muslim akan berkesempatan menikmati lezatnya daging kurban.
Terlepas dari sukcita yang muncul dalam momen Iduladha atau Kurban ini, masyarakat hendaknya tetap memperhatikan masalah kesehatan. Terutama berkait dengan masalah kolesterol, jangan sampai daging kurban menjadi penyebabnya.
Bagaimanapun diperlukan kewaspadaan terhadap masalah kesehatan berhubungan dengan kolesterol ini. Sebab daging kurban, seperti kambing, sapi atau kerbau, tetap berpotensi memicu kolesterol tinggi pada tubuh.
Perlu sebuah siasat atau kiat saat menikmati daging kurban agar tetap aman tanpa takut ada masalah kolesterol. Dilansir dari Alodokter, ada beberapa tips yang bisa disimak agar aman, nyaman dan nikmat menyatap daging kurban.
Pengidap Kolesterol Tinggi Bolehkah Makan Daging Kurban?
Makan daging kurban bagi pengidap kolesterol tinggi sebenarnya tidak ada masalah dan boleh-boleh saja. Namun demikian, tentu saja harus bija dalam jumlah pengkonsumsiannya.
Pada dasarnya, semua makanan yang berasal dari hewan pasti mengandung kolesterol yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun bagi pengidap kolesterol tinggi, tentu saja dianjurkan untuk tidak dalam jumlah terlalu banyak.
Kolesterol memiliki manfaat untuk membangun dinding sel, vitamin, dan menghasilkan berbagai hormon agar tubuh tetap sehat. Di dalam tubuh manusia, ada jenis kolesterol yang dikenal, yaitu:
High Density Lipoprotein (HDL) atau biasa disebut kolesterol baik
Low-Density-Lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat
Masalahnya ada disini. Biasanya mengkonsumsi dagig dalam jumlah banyak akan memicu meningkatnya Kolesterol LDL yang jahat. Jika itu terjadi makan akan terjadi dengan apa yang disebut sebagai gejala aterosklerosis.
Aterosklerosis, dapat dijelaskan sebagai sebuah kondisi dimana ada penumpukan plak (timbunan lemak) yang dapat menghalangi aliran darah. Plak tersebut terdiri dari kolesterol, lemak, kalsium, dan zat lain yang ditemukan dalam darah.
Pada kondisi yang lebih serius, penumpukan lemak tersebut dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi atau stroke. Inilah yang perlu diwaspadai disaat menikmati daging kurban, di momen Iduladha.
Jenis daging yang tinggi kolesterol
Kadar kolesterol pada daging, juga diketahui berbeda-beda tingkatannya. Daging kurban, di Indonesia umumnya terdiri dari kambing, sapi, dan domba.
Mengutip situs U.S. Department of Agriculture, dalam satu porsi daging kambing yang sudah dimasak setara 100 gram (3,5 ons) mengandung 75 mg kolesterol. Sementara daging sapi (potongan sirloin) mengandung sekitar 92 mg dan daging sapi tanpa lemak mengandung 71 mg kolesterol. Sedangkan daging domba yang sudah diolah mengandung sekitar 97 mg kolesterol.
Dari informasi ini jelas sudah, bahwa semua daging kurban memiliki kandungan kolesterol berbeda-beda. Sehingga saat menikmati daging kurban, semua harus bisa menakar sendiri berapa yang layak dikonsumsi.
Jika Anda memiliki faktor risiko penyakit jantung, sebaiknya batasi menkonsumsi daging, tidal lebih dari 200 mg kolesterol setiap hari. Ini akan membuat anda tetap terhindar dari resiko masalah peningkatan kolesterol.
Cara Menurunkan Kolesterol.....
Cara menurunkan kolesterol
Naiknya kolesterol dalam tubuh, sering kali memang disebabkan oleh makanan. Selain tidak berlebihan dalam makan daging kurban, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menurunkan kolesterol tinggi setelah Idul Adha.
1. Pilih bagian daging yang rendah lemak
Memilih bagian daging tanpa lemak menjadi salah satu cara yang baik agar kadar kolesterol tetap terjaga. Misalnya saja, daging kambing yang memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih sedikit daripada daging merah lainnya.
Anda juga bisa memilih potongan daging kambing tanpa lemak, seperti bagian rump (area pinggul), leg, betis, dan rack (bahu) untuk nantinya diolah menjadi masakan. Sementara itu, potongan daging sapi tanpa lemak meliputi bagian bulat, chuck, sirloin, atau loin.
2. Mengolah daging kurban dengan cara dibakar atau dipanggang
Melansir situs Wesley Enhanced Living, daging merah yang dibakar atau dipanggang mampu mengurangi kandungan lemak yang ada didalamnya. Itu bisa terjadi karena lemak menetes saat proses pembakaran.
Meskipun demikian, perlu Anda ingat, jangan memanggang makanan terlalu lama dengan suhu sangat panas. Hal itu bisa menghasilkan senyawa yang berpotensi memicu kanker.
Solusinya, adalah dengan memotong daging menjadi bagian yang lebih kecil supaya cepat matang pada suhu yang tidak terlalu tinggi. Pastikan juga untuk membolak-balikkan daging agar tidak gosong.
3. Imbangi dengan konsumsi sayuran dan buah-buahan
Cara lain untuk menurunkan kolesterol tinggi saat makan daging kurban, adalah mengimbanginya dengan memakan makanan asupan serat. Misalnya sayuran hijau dan buah-buahan, seperti bayam, katuk, kangkung, alpukat, apel, atau buah beri.
Sejumlah makanan tersebut mampu mengurangi penyerapan kolesterol ke dalam aliran darah. Sehingga kolesterol yang tidak dibutuhkan bisa keluar dari proses pembuangan.
4. Sempatkan olahraga atau beraktivitas fisik
Setelah makan daging kurban, usahakan tetap aktif dengan berolahraga untuk membantu menurunkan kadar kolesterol yang tinggi. Olahraga secara teratur dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik atau High-Density Lipoprotein (HDL).
5. Hindari kebiasaan merokok dan minum minuman manis
Cara terbaik untuk menjaga kolesterol tubuh, adalah dengan menghindari kebiasaan yang meningkatkan kadar kolesterol jahat pada tubuh. Diantaranya adalah merokok dan mengonsumsi minuman manis.
6. Cek kadar kolesterol secara rutin
Memeriksa kadar kolesterol secara berkala atau minimal 5 tahun sekali, terlebih bila memiliki riwayat penyakit tertentu sangat dianjurkan. Pemantauan kadar kolesterol penting dilakukan meskipun tidak merasakan adanya gejala.