Kamis, 22 Mei 2025

Murianews, Kudus – Kasus tuberculosis atau dikenal dengan sebutan TBC hingga saat ini masih cukup tinggi. Untuk itu, Pemerintah terus mendorong kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak, dalam penanganan tuberculosis (TBC), khususnya temuan kasus TBC di masyarakat.

Pasalnya, TBC merupakan penyakit menular yang menjadi masalah bersama. TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Melansir dari Halodoc, Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia termasuk negara dengan jumlah kasus TBC terbesar kedua di dunia. Data tahun 2016 menyebutkan kasus TBC di Indonesia mencapai 351.893 jiwa, kebanyakan berada pada usia produktif (25-34 tahun). Kabar baiknya, TBC bisa disembuhkan asal obat dikonsumsi selama enam bulan tanpa putus.

Pengidap TBC harus konsumsi obat yang diresepkan dokter selama 6-9 bulan tanpa putus. Dibutuhkan kedisiplinan untuk minum obat agar pengidap bisa sembuh, termasuk saat puasa. Jika tidak, ketidakdisiplinan dalam minum obat membuat bakteri kebal terhadap antibiotik sehingga gejalanya cenderung memburuk. Kondisi ini dikenal dengan TB-MDR (multidrug-resistant tuberculosis).

Alasan Obat TBC Harus Dikonsumsi Rutin

Manfaat obat TBC mulai terasa sejak dua minggu pengobatan. Gejala seperti demam dan batuk berkurang, tapi bukan berarti pengobatan boleh dihentikan. Pengidap tetap minum obat selama jangka waktu yang ditentukan, umumnya 6-9 bulan, tanpa putus. Pasalnya meski gejala menghilang, bakteri penyebab TBC masih ada di dalam tubuh dan berstatus nonaktif. Bakteri bisa sewaktu-waktu aktif dan berkembang ketika daya tahan tubuh melemah.

Bagi pengidap penyakit lain dan konsumsi obat, berikut aturan minum obat saat berpuasa:

1. Minum obat 1 kali sehari setelah makan. Obat ini bisa dikonsumsi setelah makan sahur atau berbuka. Pastikan waktunya sama tiap harinya (per 24 jam).

2. Minum obat 2 kali sehari setelah makan. Boleh diminum setelah makan sahur dan berbuka.

3. Minum obat 2 kali sehari sebelum makan. Obat bisa dikonsumsi sebelum makan sahur dan berbuka. Ketika berbuka, pastikan kamu minum terlebih dahulu untuk membatalkan puasa, lalu minum obat yang dianjurkan.

4. Minum obat 3 kali sehari. Jika obat yang dikonsumsi untuk mengurangi gejala, seperti sakit kepala, demam, atau nyeri, kamu cukup minum dua kali setelah makan sahur dan berbuka. Jika obat yang dikonsumsi berupa antibiotik, sebaiknya minta dokter untuk menggantinya dengan obat antibiotik yang bisa dikonsumsi dua kali sehari.

Aturan Minum Obat TBC saat Puasa

Sebelum memutuskan berpuasa, pengidap TBC perlu berbicara dengan dokter terlebih dahulu. Jika diperbolehkan, pengidap bisa menjalani puasa sambil terus menjalani pengobatan. Pengidap bisa mengganti jadwal konsumsi obat atas sepengetahuan dokter. Misalnya obat bisa dikonsumsi saat sahur, saat berbuka, atau malam hari setelahnya. Pastikan obat dikonsumsi pada waktu yang sama tiap harinya selama puasa. Tujuannya untuk mencegah kelupaan minum obat yang berdampak negatif pada kesehatan pengidap.

Selain minum obat, pengidap TBC perlu menjalani pola hidup sehat selama berpuasa. Mulai dari konsumsi makanan sehat selama sahur dan berbuka, olahraga rutin (menjelang berbuka), cukup istirahat, dan kelola stres. Sebaiknya saat puasa, hindari konsumsi minuman bersoda dan berkafein.

Lebih baik perbanyak konsumsi air putih atau jus buah yang telah terbukti bermanfaat bagi kesehatan. Hindari juga konsumsi makanan berlemak (seperti gorengan atau makanan cepat saji) dan hentikan kebiasaan merokok atau minum alkohol. Bila perlu, pengidap TBC bisa konsumsi vitamin tambahan seperti curcuma saat sahur dan berbuka.

Komentar

Sehat Terkini

Terpopuler