Rabu, 19 November 2025

Faktor-faktor risiko

Siapa pun yang belum pernah terinfeksi virus penyebab cacar monyet memang berpeluang untuk mengalami penyakit ini. Akan tetapi, Anda akan lebih berisiko untuk terjangkit penyakit ini ketika:

  • Melakukan kontak secara langsung tanpa memakai alat pelindung dengan bintang liar.
  • Melakukan kontak dekat dengan monyet yang terinfeksi virus penyakit ini.
  • Mengonsumsi daging dan bagian tubuh lain binatang liar, apalagi tanpa terlebih dulu dimasak hingga matang.
  • Merawat orang yang mengalami cacar monyet.
  • Melakukan penelitian terhadap virus monkeypox di laboratorium.

Diagnosis

Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi gejala. Akan tetapi, penyakit ini bisa salah didiagnosis menjadi penyakit cacar lainnya seperti cacar air atau cacar api.

Oleh karena itu, biasanya dokter akan mengharuskan Anda untuk menjalani tes laboratorium yang digunakan untuk mengetahui keberadaa infeksi virus penyebab cacar monyet.

Salah satu tes yang direkomendasikan dokter adalah tes usap atau polymerase chain reaction (PCR). Tes ini bertujuan menganalisis sampel yang berasal dari lesi kulit atau bagian kulit yang terdampak oleh cacar.

Pengobatan untuk cacar monyet

Sejauh ini belum ditemukan pengobatan khusus untuk cacar monyet di Indonesia, mengingat kasus penyakit ini memang belum ditemukan di Indonesia.

Meski belum ada pengobatan khusus, penyakit ini dapat ditangani dengan mencoba mengendalikan gejala-gejala yang muncul melalui perawatan yang bersifat suportif dan pengobatan melalui antivirus.

Perawatan suportif tidak dapat menghentikan infeksi virus yang berlangsung, melainkan bertujuan untuk meningkatkan kekuatan daya tahan tubuh untuk melawan infeksi.

Selama mengalami gejala, Anda dianjurkan untuk memperbanyak waktu istirahat serta mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi dengan menjalani diet sehat secara ketat.

Hendaknya Anda juga melakukan karantina diri dengan berdiam di rumah dan melakukan pembatasan kontak sosial dengan orang-orang di lingkungan sekitar.

Hingga saat ini belum ada obat yang spesifik bisa mengatasi infeksi virus penyebab cacar monyet. Namun, jenis antivirus yang digunakan untuk mengobati cacar (smallpox), yaitu cidofovir atau tecovirimat bisa membantu dalam proses pemulihan.

Pada kasus gejala yang parah, penderita dianjurkan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan intensif.

Untuk mengontrol dampak kesehatan dari penyakit ini, pencegahan melalui vaksin cacar dan vaksin immunoglobulin menjadi solusi penanganan cacar monyet yang utama.

Pencegahan cacar monyet

Mencegah memang selalu lebih baik daripada mengobati. Hal seperti ini juga berlaku dalam penanganan penyakit cacar monyet.

Pemberian vaksin cacar (Jynneos) diketahui 85 persen efektif mencegah penyakit ini. Vaksin tersebut merupakan hasil modifikasi dari vaksin vaccinia yang sebelumnya digunakan untuk mencegah penyakit cacar (smallpox).

Pada tahun 2019 lalu, FDA resmi menyetujui Jynneos sebagai vaksin yang dpat mencegah penyakit cacar (smallpox) sekaligus cacar monyet (monkeypox).

Pemberian dua dosis vaksin Jynneos dalam 28 hari terbukti menguatkan respon sistem imun dibandingkan satu dosis vaksin cacar sebelumnya.

Akan tetapi, ketersediaan vaksin tersebut di pusat layanan kesehatan publik masih sangat terbatas. Di Indonesia sendiri belum tersedia vaksin khusus untuk mencegah monkeypox.

Sekarang ini, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan dengan sabun secara teratur, terutama setelah berinteraksi dengan hewan masih menjadi upaya pencegahan utama yang dapat membantu Anda terhindar dari risiko infeksi penyakit ini.

Beberapa hal lain yang juga dapat Anda lakukan untuk mencegah cacar monyet, antara lain:

  • Menghindari kontak langsung dengan tikus, primata, atau hewan liar lainnya yang mungkin terpapar virus (termasuk kontak dengan hewan yang mati di daerah terinfeksi).
  • Menghindari kontak dengan benda apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah disinggahi oleh hewan yang sakit.
  • Tidak makan daging hewan liar yang tidak dimasak dengan baik.
  • Menjauhkan diri sebisa mungkin dari pasien yang terinfeksi.
  • Bagi petugas medis, gunakanlah masker dan sarung tangan saat menangani orang yang sakit.

Bila ada pertanyaan atau keluhan yang berkaitan dengan penyakit ini, segera konsultasi lebih lanjut dengan dokter untuk solusi terbaik.

Komentar

Sehat Terkini

Terpopuler