Namun, para ahli farmasi dan farmakologi hewan memiliki pandangan yang berbeda. Hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah yang valid untuk mendukung klaim tersebut.
Ia menyatakan penelitian tentang manfaat undur-undur baru dilakukan pada hewan uji, seperti mencit, dan belum ada penelitian yang dilakukan pada manusia.
Prof Zullies juga mengingatkan bahwa meskipun banyak bahan alami diklaim dapat membantu menurunkan risiko diabetes, hal ini tidak berarti mereka dapat menyembuhkan penyakit tersebut.
Ia pun menegaskan, diabetes adalah penyakit degeneratif yang terjadi karena penurunan fungsi tubuh dan kelenjar pankreas dalam menghasilkan hormon insulin. Mengandalkan pengobatan alami tanpa pengawasan ahli bisa sangat berbahaya.
Senada dengan Prof Zullies, Prof Lazuardi, ahli farmakologi hewan dari Universitas Airlangga, juga menegaskan undur-undur tidak bisa dianggap sebagai obat diabetes alami.
Ia menyoroti sulitnya melakukan penelitian pada makhluk hidup, termasuk undur-undur, karena adanya aturan ketat dari protokol animal ethic clearance dan protokol Cartagena.
Murianews, Kudus – Banyak orang percaya bahwa undur-undur darat (Myrmeleon Sp) bisa menjadi obat alami untuk mengobati diabetes.
Namun, para ahli farmasi dan farmakologi hewan memiliki pandangan yang berbeda. Hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah yang valid untuk mendukung klaim tersebut.
Melansir dari Kompas.com, Prof apt Zullies Ikawati, Ph.D, seorang Guru Besar Farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menjelaskan, klaim khasiat undur-undur sebagai obat diabetes pada manusia belum terbukti secara ilmiah.
Ia menyatakan penelitian tentang manfaat undur-undur baru dilakukan pada hewan uji, seperti mencit, dan belum ada penelitian yang dilakukan pada manusia.
Prof Zullies juga mengingatkan bahwa meskipun banyak bahan alami diklaim dapat membantu menurunkan risiko diabetes, hal ini tidak berarti mereka dapat menyembuhkan penyakit tersebut.
Ia pun menegaskan, diabetes adalah penyakit degeneratif yang terjadi karena penurunan fungsi tubuh dan kelenjar pankreas dalam menghasilkan hormon insulin. Mengandalkan pengobatan alami tanpa pengawasan ahli bisa sangat berbahaya.
Senada dengan Prof Zullies, Prof Lazuardi, ahli farmakologi hewan dari Universitas Airlangga, juga menegaskan undur-undur tidak bisa dianggap sebagai obat diabetes alami.
Ia menyoroti sulitnya melakukan penelitian pada makhluk hidup, termasuk undur-undur, karena adanya aturan ketat dari protokol animal ethic clearance dan protokol Cartagena.
Efek Samping...
Prof Lazuardi juga menjelaskan undur-undur memiliki kandungan enzim proteolitik yang kuat, yang jika dikonsumsi, bisa menimbulkan efek samping seperti:
- Intoleransi: Tubuh bisa bereaksi negatif terhadap undur-undur.
- Reaksi Alergi: Bisa memicu gatal-gatal atau alergi pada kulit.
- Gangguan Pencernaan: Dapat menyebabkan sakit perut (indigesti) atau keparahan pada saluran usus, terutama bagi orang yang sensitif terhadap seafood.
Selain itu, mengonsumsi undur-undur secara masif juga berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem.
Dengan penjelasan para ahli ini, sangat penting untuk berhati-hati dan tidak mudah percaya pada klaim pengobatan alami yang tidak didukung oleh bukti ilmiah.
Bagi penderita diabetes, cara terbaik untuk mengendalikan penyakit adalah dengan rutin mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter dan menjalani gaya hidup sehat.